Welcome

HWAITING!!!!!!!!!!!!!



Tuesday 5 April 2011

Nyeri

Pengertian Nyeri
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia nyeri adalah : rasa yang menyebabkan penderitaan. Nyeri menurut “The International Association For The Study Of Pain” adalah : suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau keadaan yang berhubungan dengan suatu kerusakan nyeri menurut keperawatan adalah apapun yang menyatakan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya (Brunner, Suddart, 2001).
Teori – teori Yang Berhubungan Dengan Nyeri
1. Teori Spesifisitas Ide ini dikemukakan oleh Rane Descartes (1984) nyeri berjalan dari reseptor – reseptor nyeri spesifik melalui jalur neuroanatomik tertentu ke pusat nyeri di otak dan bahwa hubungan antara stimulus dan respons nyeri bersifat langsung dan invariabel. Pesan nyeri disampaikan oleh jenis serabut saraf yaitu serabut saraf A delta bermielin meneruskan nyeri mendadak dan tajam dan serabut saraf C tidak bermielin sehingga membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensori nyeri (Brunner, Suddart, 2001). 2. Teori Pola dan Penjumlahan Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Gotdscheider (1999) menjelaskan penjumlahan input sensorik kulit di sel – sel tanduk daksal menimbulkan pola khusus impuls saraf yang memicu nyeri. Nyeri dihasilkan oleh stimulasi intens dari reseptor – reseptor nonspesifik dan penjumlahan impuls – impuls itulah yang dirasakan sebagai nyeri. Konsep penjumlahan sentral adalah bahwa dapat terbentuk sirkuit – sirkuit serar saraf dalam kelompok – kelompok interneuron spinal (suatu reverberoting circuit) setelah suatu cidera, sehingga nyeri dapat berlanjut tanpa stimulasi (Sylvia A Pric, 2005). 3. Teori Gate Kontrol Menurut teori ini, Nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil. Keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat besar akan meningkatkan aktifitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktifitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang ke korteks seresbri. Hasil persepsi ini akan di kembalikan kedalam medulla spinalis melalui serat aferen dan reaksinya mempengaruhi aktifitas sel T. rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktifitas substansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, Sehingga merangsang aktifitas sel T yng selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri (Musrifatul, Uliyah, 2006) 4. Tori transmisi dan Inhibisi Stimulus pada Nociceptor memulai transmisi impuls - impuls saraf, sehinggs transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmiter yang spesifik. Inhibisi impuls nyerei menjadi efektif dan impuls – impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem supresif (Barbara C Long, 1996).
Fisiologi nyeri
1) Reseptor nyeri Menurut Clancy MC vicar (1992) menjelaskan tentang subjektifitas anatomis terhadap nyeri. Bagian tubuh tertentu pada individu yang berbeda lebih atau kurang sensitif terhadap nyeri. Selain itu individu memiliki kapasitas ptodoksi substansi penghasil nyeri yang berbeda – beda, Yang dikendalijkan oleh gen individu. Tidak semua jaringan terdiri dari reseptor yang mentrasmisikan tanda nyeri, Sedangkan reseptor yang lain sensitive terhadap temperatur dan tekanan.Menurut Perry, Potter (2005) ada tiga stimulus yang merangsang nyeri itu timbul.1) Mekanik yang diterima oleh reseptor nyeri mekanosensitif. Rasa nyeri yang terjadi akibat iritasi saraf perifer sehingga mengalami kerusakan akibat terjadi trauma akibat benturan atau terjadi gesekan. 2) Thermal adanya inflamasi atau hilangnya lapisan superfisial atau epidermis yang menyebabkan peningkatan asentifitas ujung – ujung saraf sehingga diterinma oleh reseptor nyeri termosensitif. 3) Kimia diterima oleh reserptor nyeri termosensitif sebagai akibat perangsangan zat – zat Prostaglandin , Asetilkolin, Dan enzim Proteolitik. 2) Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri Impuls saraf dihantarkan ke sistem saraf pusat melalui dua tipe serabut saraf perifer 1) Serabut A- Delta, Serabut A megirim sensasi yang tajam, terlokalisasi , Dan jelas yang melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut tersebut menghantarkan komponen suatu cidera akut dan segera (Jones, Cory, 1990).Serabut A- Delta mentransmisikan impuls dari serabut perifer sehingga melepaskan mediator biokimia yang mengaktifkan atau membuat kepekaan respon nyeri. Serabut A- Delta mengirim impuls sensori ke Medulla Spinalis, Tempat sinaps dengan neuron motorik. Impuls motorik menyebar melalui lengkung reflek bersama serabut saraf Aferen (motorik) kembali ke otot perifer dekat lokasi stimulasi (Perry Potter, 2005). 2) Serabut C, Serabut C menyampaikan impuls yang terlokalisasi buruk, Viseral dan terus – menerus (Puntilo, 1988). Serabut C menstransmisikan sensasi nyeri yang keras dan mempunyai reseptor berupa ujung – ujung saraf bebas di kulit dan struktur dalam seperti tendon,Otot dan alat – alat dalam, Tidak bermielin, Mempunyai badan sel kecil, Berdiameter kecil, Menghantarkan nyeri lambat. Serabut kecil ini secara dasar mempunyai efek fasilitas, Dapat mengatasi atau memodifikasi pengaruh serabut besar pada SG atau dapat secara langsung menstimulasi sel T.Rangsangan dihantar ke tanduk dorsal untuk relay dan reflek motornosiseptik.Sel relay menyilang garis tengah naik keatas melalui bagian lateral traktus spinotalamikus dan berakhir di nuklei reticular di medulla,otak dan thalamus. Sel relay dibagian atas memproyeksikan sinyal nyeri ini secara menyebar ke korteks sensori, lobus frontalis dan sistem limbik (Ratna , 1996 )
Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan jenisnya 1. Nyeri akut Keadaan dimana individu melaporkan adanya ketidaknyamanan berat atau sensasi tidak nyaman, Berakhir dari satu detik sampai kurang dari enam bulan. Dengan data objektif meliputi komunikasi (verbal atau kode)dari pemberi gambaran nyeri dan data subyektif seperti perilaku melindungi, Protektif, Memfokuskan pada diri sendiri, Penyempitan fokus, (menarik diri dari kontak sosial, Kerusakan proses berfikir),Perilaku distraksi (Merintih, Menangis, Mondar-mandir,Gelisah) wajah tampak menahan nyeri (mata tampak tidak bersemangat “tampak terpukul”,Gerakan terfiksasi atau menyebar, meringis), Perubahan pada tonus otot (dapat berkisar dari malas sampai kaku) (Carpenito, 2000). 2.Nyeri kronis Keadaan dimana individu mengalami nyeri menetap atau berulang dalam waktu lebih dari 6 bulan. Dengan datar mayor (harus terdapat ) yaitu individu akan melaporkan bahwa nyeri masih ada selama lebih dari 6 bulan dan data minor mungkin terdapat seperti tidak nyaman, Marah, Frustasi (depresi karena situasi, ekspresi wajah karena nyeri, anoreksia, menurunya berat badan, insomnia, spasme otot, kemerahan, bengkak, panas, perubahan warna diarea yang terpengaruhi, refleks abnormal (Carpenito, 2000) Berdasarkan Sumbernya 1) Nyeri kulit, adalah nyeri yang berasal dari struktur-strutur superficial kulit dan jaringan subkutis, misalnya nyeri ketika tertusuk jarum atau luka lecet.nyeri dirasakan menyengat, tajam, mengiris atau seperti terbakar. 2) Nyeri somatic, Adalah nyeri yang ditimbulkan karena kerusakan pada otot, tendon, ligamentum, tulang, sendi dan arteri, Misalnya karena arthritis, nyeri yang dirasakan nyeri pegal tumpul yang disertai seperti tertusuk. 3) Nyeri visera, Adalah nyeri yang dtimbulkan karena kerusakan pada organ yang berongga, nyeri ini terletak di dinding-dinding otot polos . Nyeri ini terjadi karena adanya peregangan atau distensi abnormal dinding atau kapsul organ, iskemia, dan peradangan. Nyeri dirasakan seperti kram, perih, dan intermiten yang disebut kolik. 4) Nyeri neuropati, adalah nyeri yang terjadi karena kerusakan atau disfungsi sistim saraf pusat yang disebabkan karena adanya lesi pada SSP, nyeri ini dirasakan seperti terbakar, perih, atau seperti tersengst listrik. 5) Nyeri Alih, adalah nyeri yang berasal dari salah satu daerah di tubuh tetapi dirasakan terletak di daerah lain. Nyeri ini di alihkan ke dermatom, nyeri ini dirasakan menyebar ke seluruh daerah sekitar yang di rasakan nyeri.
Pengukuran Tingkat Nyeri
Untuk mengetahui tingkat nyeri yang diderita oleh seseorang dan untuk mengetahui apakah tindakan terhadap nyeri barhasil apa tidak. Menurut Smeltzer, S.C, B.G (2002) Dalam mengukur tingkat nyeri ada 3 yaitu : 1) Skala Nyeri Numeris │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri Nyeri Sedang Sangat Nyeri 2) Skala Nyeri Deskriptif │ │ │ │ │ │ Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri Berat Nyeri yang tak tertahankann 3) Skala Analog Visual Tidak Nyeri Nyeri yang tak tertahankan 4) skala nyeri menurut bourbanis
Penatalaksanaan Nyeri
Pendekatan Secara Farmakologis
Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri. Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif , perawat dan dokter masih cenderung tidak melakukan upaya analgesik dalam penanganan nyeri karena informasi obat yang tidak benar , karena adanya kekhawatiran klien akan mengalami ketagihan obat, camas akan akan melakukan kesalahan dalam menggunakan analgesik. Perawat harus mengetahui obat-obatan yang tersedia untuk menghilangkan nyeri dan efek farmakologis obat tertentu. Ada tiga jenis analgesik 1) Non narkotik dan obat Antiinflamasi nonsteroid , 2) Analgesik Narkotik opiate, 3) Koanalgesik. Obat ini bekerja menghambat menghambat sintesis prostaglandin (McKenry dan Salerno, 1995).Kebanyakan obat analgesik bekerja pada reseptor saraf perifer untuk mengurangi transmisi dan stimulus nyeri.penggunaan obat yang lama dapat menyebabkan toksisitas pada tubuh.
Pendekatan Non Farmakologis
1) Distraksi Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami. Dengan tehnik distraksi sel-sel resptor yang menerima stimuli nyeri periferal dihambat oleh stimuli dari serabut saraf yang lain. Karena pesan-pesan nyeri menjadi lebih lammbat daripada pesan-pesan diiversional maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input keotak menutup dan pasien merasa nyerinya berkurang (Cuming, 1981).beberapa tehnik diatraksi antara lain : bernafas secara perlahan-lahan, mendengar lagu, dan membayangkan hal-hal yang indah sambil menutuup mata. 2) Stimulasi Kulit Stimulasi kulit dapat dilakukan dangan cara pemberian kompres dingin, kompres panas dan stimulasi kontralateral. Dasar dari stimulasi kulit adalah teori pengendalian gerbang pada stimulasi nyeri dan merangsang tubuh mengeluarkan endorphin dan neurotransmitter lain yang menghambat nyeri. Kompres dingin dapat memperlambat impuls-impuls motorik menuju otot-otot pada area yang nyeri, pada terapi panas melebarkan pembuluh darah yang menyebabkan peningkatan sirkulasii darah dan peningkatan tekanan kapiler. Tekanan O2 dan CO2 di dalam darah akan meningkat sedangkan Ph darah akaan menurun , aktifitas sel menjadi menigkat dan pada otot-otot mengurangi ketegangan sehingga nyeri berkurang (F.J Gabriel, 1998). 3) Relaksasi Relaksasi merupakan strategis yang efektif pada pasien yyang mengalami nyeri kronis. Ada tiga hal utama yang diperlukan untuk relaksasi yaitu posisi yang tepat, fikiran beristirahat, lingkungan yang tenang untukm mengurangi nyeri. 4) Plasebo Plasebo merupakan suatu bentuk tindakan, misalnya pengobatan atau tindakan perawatan yang mempunyai efek pada pasien akibat sugesti daripada kandungan fisik atau kimianya. Suatu obat yang tidak berisi analgesik tetapi berisi gula, air atau saline.untuk memberikan placebo pada pasien perawat harus mempunyai izin dari dokter.

2 comments: