TORCH
Definisi
TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes
1. TOXOPLASMOSIS
a.definisi Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebsbkan oleh toxoplasma gondii. Ibu dengan toxoplasma gondii biasanya tidak menampakan gejala walaupun 10%-20% ibu yang terinfeksi .
Etiologi
Penyebab dari penyakit ini adalah parasit protozoa yaiti toxoplasma gondii
MANIFESTASI KLINIS
*Sakit Kepala
* Lemah
* Sulit berpikir jernih
* Demam
* Mati rasa
* Koma
* Serangan jantung
* perubahan pada penglihatan (seperti penglihatan ganda, lebih sensitif terhadap cahaya terang, atau kehilangan penglihatan)
* kejang otot, dan sakit kepala parah
PATOFISIOLOGI
1) Kucing
Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing. kucing tersebut terinfeksi karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang terinfeksi. Satu minggu setelah terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang terdapat pada fesesnya. Pengeluaran oocyst terus menerus sampai sekitar 2 minggu sebelum kucing itu sembuh atau pulih kembali. Feses kucing sudah sangat infeksius. Oocyst dalam feses menyebar melalui udara dan ketika dihirup akan dapat menyebabkan infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam kotoran. Jika oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa partikel berada di atasnya dan akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai lebih dari 1 tahun tetapi tidak aktif
PENGARUH TERHADAP KEHAMILAN
Janin yang terinfeksi penyakit ini dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir mati. Bisa pula menyebabkan kelainan pada bayi saat dewasa.
PENATALAKSANAAN
Obat-obat yang dipakai sampai saat ini hanya membunuh bentuk takizoid T. gondii dan tidak membasmi bentuk kistanya.
Pirimetamin dan sulfonamide
Spiramisin adalah antibiotic makrolid
Klindamisin
azitromisin.
2. Rubella
Definisi
suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan dewasa yang khas dengan adanya rasti demam dan lymphadenopaly
Etiologi Rubella virus merupakan suatu toga virus yang dalam penyababnya tidak membutuhkan vector.
MANIFESTASI KLINIS
- Demam ringan
- Merasa mengantuk
- Sakit tenggorok
- Kemerahan sampai merah terang /pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseluruh tubuh, kemudian menghilang secara cepat.
- Kelenjar leher membengkak
- durasi 3 – 5 hari
PATOFISIOLOGI
Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyebrang ke sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan dieksresikan dari faring selama. pada rubella yang kongenal saluran pernafasan dan urin akan tetap mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu diperhatikan dalam perawatan bayi dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya infeksi ulangan.
PATOFLOW
Pengaruh Rubella Terhadap Kehamilan
Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelaianan adalah 50%, sedanggkan jika infeksi terjadi trimester pertama maka resikonya menjadi 25% Rubella dapat menimbulkan abortfus, anomaly congenital dan infeksi pada neonates (Konjungtivitis, engefalibis, vesikulutis, kutis, ikterus dan konvuisi)
Pengaruh rubella pada janin
Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat bawaan pada janin.
PENATALAKSANAAN
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi.
Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang .
3. CMV (CITOMEGALO VIRUS)
DEFINISI
1. CMV adalah virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes.
2. CMV adalah infeksi oportunistik yang menyerang saat system kekebalan tubuh lemah.
KLASIFIKASI
CMV dapat mengenai hamper semua organ dan menyebabkan hamper semua jenis infeksi. Organ yang terkena adalah:
* CMV nefritis( ginjal).
* CMV hepatitis( hati).
* CMV myocarditis( jantung).
* CMV pneumonitis( paru-paru).
* CMV retinitis( mata).
* CMV gastritis( lambung).
* CMV colitis( usus).
* CMV encephalitis( otak )
ETIOLOGI
citomegalo virus
MANIFESTASI KLINIS
Petekia dan ekimosis.
Hepatosplenomegali.
Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.
Retardasi pertumbuhan intrauterine.
Prematuritas.
Ukuran kecil menurut usia kehamilan.
Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih besar:
Purpura.
Hilang pendengaran.
Korioretinitis; buta.
Demam.
Kerusakan otak.
PATOFISIOLOGI
Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di amerika utara. CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur, secret servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini adalah perkiraan masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi-3 sampai 12 minggu; dan setelah transplantasi-4 minggu sampai 4 bulan. Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga kini belum ada imunisasi untuk mencegah penyakit ini.
PATOFLOW
PENATALAKSANAAN
Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala(misalnya: penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan).
4. HERPES
DEFINISI Adalah suatu penyakit menular seksual didaerah kelamin, kulit disekeliling rectum /daerah disekitarnya disebabkan oleh virus Herpes Simplek.
ETIOLOGI Penyebab herpes genetalis adalah herpes simplek (HSV) dan sebagian hasil HSV (dimukosa mulut).
KLASIFIKASI
Terdapat 2 tipe serologis yang berbeda pada HSV, yaitu :
a. HSV – 1
b. HSV – 2
MANISFETASI KLINIK
a. Timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis.
b. Kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah2 – 3 hari bintik kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
PATOFISIOLOGI
Pada saat virus masuk kedalam tubuh belum memiliki antibody maka infeksinya bisa bersifat luas dengan gejala-gejala konstitusionil berat. Ini disebut infeksi primer. Virus kemudian akan menjalar melalui serabut saraf sensoris ke ganglian saraf regional (ganglian sakralis) dan berdiam disana secara laten. kalau pada saat virus masuk pertama kali tidak terjadi gejala-gejala primer, maka tubuh akan membuat antibody sehingga pada serangan berikutnya gejala tidaklah seberat infeksi primer. Bila sewaktu-waktu ada faktor pencetus, virus akan mengalami aktifasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadi infeksi reklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer. Faktor-faktor pencetus, virus akan mengalami aktivasi dan multiplikasi kembali sehiangga terajadi infeksi neklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer.
PATOFLOW
Dampak pada kehamilan dan persalinan
a. Penularan pada janin dapat terjadi hematogen melalui plasenta
b. Penularan pada janin dapat terjadi akibat perjalanan dari vagina ke janin apabila ketuban pecah. c. Penularan pada bayi dapat terjadi melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir.
PENATALAKSANAAN
Wanita hamil
Kalau wanita hamil menderita herpes genetalis primer dalam 6 minggu terakhir dari kehamilannya dianjurkan Sc sebelum atau dalam 4 jam sesudah pecah ketuban. sedang untuk herpes genitalis sekunder SC tidak dikerjakan secara rutin, hanya yang masih menularkan saat persalinan dianjurkan untuk SC
Bayi baru lahir Dilakukan untuk pemeriksaan adanya herpes konginetal dan kalau perlu kultus virus. kalau ibu aktif menderita herpes genitalis maka bayinya diberi acyclovir 3 dd 10 mg/kg B selama 5 – 7 hari
ASKEP PADA KEHAMILAN DENGAN INFEKSI TORCH
PENGKAJIAN
Identitas klien
b. Keluhan utama: Demam
c. Riwayat kesehatan
Suhu tubuh meningkat
Malaise
Sakit tenggorokan
Mual dan muntah
Nyeri otot
Riwayat kesehatan dahulu
Kliensering berkontak langsung dengan binatang
Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
Klien pernah mendapatkan tranfusi darah
d. data psikologis
e. data spiritual
f. data social dan ekonomi
g.Pemeriksaan fisik
mata
nyeri
acites
diare
mual dan muntah
integument
suka berkeringat malam
suhu tubuh meningkat
timbulnya rash pada kulit
muskuloskletal
nyeri
kelemahan
hepar
hepatomegali
ikterus
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma)
Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)
Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d adanya proses infeksi / inflamasi.
Tujuan : mengurangi nyeri
Kriterian hasil :
Klien melaporkan nyeri hilang dan terkontrol
Klien tampak rileks.
Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat.
KEHAMILAN DENGAN INFEKSI TORCH
DISUSUN OLEH:
Eka Purnama Sari
Eko Sugianto
Elvina Triani
Endang
Erni Marselina
Rahmalia Apriyani
Resti Reni
Risa Umami
Rindu Dianda
TORCH
Definisi
TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes
1. TOXOPLASMOSIS
a.definisi Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebsbkan oleh toxoplasma gondii. Ibu dengan toxoplasma gondii biasanya tidak menampakan gejala walaupun 10%-20% ibu yang terinfeksi .
Etiologi
Penyebab dari penyakit ini adalah parasit protozoa yaiti toxoplasma gondii
MANIFESTASI KLINIS *Sakit Kepala * Lemah * Sulit berpikir jernih * Demam * Mati rasa * Koma * Serangan jantung
* perubahan pada penglihatan (seperti penglihatan ganda, lebih sensitif terhadap cahaya terang, atau kehilangan penglihatan)
* kejang otot, dan sakit kepala parah
PATOFISIOLOGI
1) Kucing Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing. kucing tersebut terinfeksi karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang terinfeksi. Satu minggu setelah terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang terdapat pada fesesnya. Pengeluaran oocyst terus menerus sampai sekitar 2 minggu sebelum kucing itu sembuh atau pulih kembali. Feses kucing sudah sangat infeksius. Oocyst dalam feses menyebar melalui udara dan ketika dihirup akan dapat menyebabkan infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam kotoran. Jika oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa partikel berada di atasnya dan akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai lebih dari 1 tahun tetapi tidak aktif
PENGARUH TERHADAP KEHAMILAN
Janin yang terinfeksi penyakit ini dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir mati. Bisa pula menyebabkan kelainan pada bayi saat dewasa.
PENATALAKSANAAN
Obat-obat yang dipakai sampai saat ini hanya membunuh bentuk takizoid T. gondii dan tidak membasmi bentuk kistanya.
Pirimetamin dan sulfonamide
Spiramisin adalah antibiotic makrolid
Klindamisin
azitromisin.
2. Rubella
Definisi
suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan dewasa yang khas dengan adanya rasti demam dan lymphadenopaly
Etiologi Rubella virus merupakan suatu toga virus yang dalam penyababnya tidak membutuhkan vector.
MANIFESTASI KLINIS
- Demam ringan - Merasa mengantuk - Sakit tenggorok - Kemerahan sampai merah terang /pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseluruh tubuh, kemudian menghilang secara cepat. - Kelenjar leher membengkak - durasi 3 – 5 hari
PATOFISIOLOGI
Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyebrang ke sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan dieksresikan dari faring selama. pada rubella yang kongenal saluran pernafasan dan urin akan tetap mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu diperhatikan dalam perawatan bayi dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya infeksi ulangan.
PATOFLOW
Pengaruh Rubella Terhadap Kehamilan
Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelaianan adalah 50%, sedanggkan jika infeksi terjadi trimester pertama maka resikonya menjadi 25% Rubella dapat menimbulkan abortfus, anomaly congenital dan infeksi pada neonates (Konjungtivitis, engefalibis, vesikulutis, kutis, ikterus dan konvuisi)
Pengaruh rubella pada janin
Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat bawaan pada janin.
PENATALAKSANAAN
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi.
Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang .
3. CMV (CITOMEGALO VIRUS)
DEFINISI 1. CMV adalah virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes. 2. CMV adalah infeksi oportunistik yang menyerang saat system kekebalan tubuh lemah.
KLASIFIKASI
CMV dapat mengenai hamper semua organ dan menyebabkan hamper semua jenis infeksi. Organ yang terkena adalah: * CMV nefritis( ginjal). * CMV hepatitis( hati). * CMV myocarditis( jantung). * CMV pneumonitis( paru-paru). * CMV retinitis( mata). * CMV gastritis( lambung). * CMV colitis( usus). * CMV encephalitis( otak )
ETIOLOGI
citomegalo virus
MANIFESTASI KLINIS
Petekia dan ekimosis.
Hepatosplenomegali.
Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.
Retardasi pertumbuhan intrauterine.
Prematuritas.
Ukuran kecil menurut usia kehamilan.
Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih besar:
Purpura.
Hilang pendengaran.
Korioretinitis; buta.
Demam.
Kerusakan otak.
PATOFISIOLOGI
Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di amerika utara. CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur, secret servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini adalah perkiraan masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi-3 sampai 12 minggu; dan setelah transplantasi-4 minggu sampai 4 bulan. Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga kini belum ada imunisasi untuk mencegah penyakit ini.
PATOFLOW
PENATALAKSANAAN
Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala(misalnya: penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan).
4. HERPES
DEFINISI Adalah suatu penyakit menular seksual didaerah kelamin, kulit disekeliling rectum /daerah disekitarnya disebabkan oleh virus Herpes Simplek.
ETIOLOGI Penyebab herpes genetalis adalah herpes simplek (HSV) dan sebagian hasil HSV (dimukosa mulut).
KLASIFIKASI
Terdapat 2 tipe serologis yang berbeda pada HSV, yaitu : a. HSV – 1 b. HSV – 2
MANISFETASI KLINIK a. Timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis. b. Kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah2 – 3 hari bintik kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
PATOFISIOLOGI
Pada saat virus masuk kedalam tubuh belum memiliki antibody maka infeksinya bisa bersifat luas dengan gejala-gejala konstitusionil berat. Ini disebut infeksi primer. Virus kemudian akan menjalar melalui serabut saraf sensoris ke ganglian saraf regional (ganglian sakralis) dan berdiam disana secara laten. kalau pada saat virus masuk pertama kali tidak terjadi gejala-gejala primer, maka tubuh akan membuat antibody sehingga pada serangan berikutnya gejala tidaklah seberat infeksi primer. Bila sewaktu-waktu ada faktor pencetus, virus akan mengalami aktifasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadi infeksi reklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer. Faktor-faktor pencetus, virus akan mengalami aktivasi dan multiplikasi kembali sehiangga terajadi infeksi neklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer.
PATOFLOW
Dampak pada kehamilan dan persalinan
a. Penularan pada janin dapat terjadi hematogen melalui plasenta b. Penularan pada janin dapat terjadi akibat perjalanan dari vagina ke janin apabila ketuban pecah. c. Penularan pada bayi dapat terjadi melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir.
PENATALAKSANAAN
Wanita hamil
Kalau wanita hamil menderita herpes genetalis primer dalam 6 minggu terakhir dari kehamilannya dianjurkan Sc sebelum atau dalam 4 jam sesudah pecah ketuban. sedang untuk herpes genitalis sekunder SC tidak dikerjakan secara rutin, hanya yang masih menularkan saat persalinan dianjurkan untuk SC
Bayi baru lahir Dilakukan untuk pemeriksaan adanya herpes konginetal dan kalau perlu kultus virus. kalau ibu aktif menderita herpes genitalis maka bayinya diberi acyclovir 3 dd 10 mg/kg B selama 5 – 7 hari
ASKEP PADA KEHAMILAN DENGAN INFEKSI TORCH
PENGKAJIAN
Identitas klien
b. Keluhan utama: Demam
c. Riwayat kesehatan
Suhu tubuh meningkat
Malaise
Sakit tenggorokan
Mual dan muntah
Nyeri otot
Riwayat kesehatan dahulu
Kliensering berkontak langsung dengan binatang
Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
Klien pernah mendapatkan tranfusi darah
d. data psikologis
e. data spiritual
f. data social dan ekonomi
g.Pemeriksaan fisik
mata
nyeri
acites
diare
mual dan muntah
integument
suka berkeringat malam
suhu tubuh meningkat
timbulnya rash pada kulit
muskuloskletal
nyeri
kelemahan
hepar
hepatomegali
ikterus
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma)
Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)
Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d adanya proses infeksi / inflamasi.
Tujuan : mengurangi nyeri
Kriterian hasil :
Klien melaporkan nyeri hilang dan terkontrol
Klien tampak rileks.
Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat.
Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit ditandai dengan suhu 39, 50C , tubuh menggigil
Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
Kriteria hasil:
Terjadi peningkatan suhu
Kulit kemerahan dan hangat waktu disentuh
Peningkatan tingkat pernapasan
Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan ditandai dengan diare
Tujuan: memenuhi kebutuhan cairan tubuh
Kriteria hasil:
Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
Tanda – tanda vital dalam batas normal
Nadi ferifer teraba
Haluaran urine adekuat
Membrane mukosa lembab
Turgor kulit baik
HASIL DISKUSI
Apakah infeksi toksoplasmosis dapat di tularkan dari interaksi langsung dengan pasien?
Tidak dapat, karena infeksi penularan infeksi ini memerlukan hospes perantara yaitu kucing,anjing,danging, tikus ataupun hewan pengerat lainya yang terkontaminasi toxoplasmagondii. Infeksi ini dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging yang terkontaminasi atau interaksi langsung dengan hospes perantara.
Mengapa pada infeksi CMV dapat menyebabkan ikterus neonaturium?
Pada infeksi CMV terjadi infeksi sistemik, dimana virus ini telah menyebar ke hepar yang menyebabkan Gangguan ekskresi bilirubin akibat sumbatan dalam hepar (karena infeksi atau kerusakan sel hepar).
Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit ditandai dengan suhu 39, 50C , tubuh menggigil
Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
Kriteria hasil:
Terjadi peningkatan suhu
Kulit kemerahan dan hangat waktu disentuh
Peningkatan tingkat pernapasan
Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan ditandai dengan diare
Tujuan: memenuhi kebutuhan cairan tubuh
Kriteria hasil:
Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
Tanda – tanda vital dalam batas normal
Nadi ferifer teraba
Haluaran urine adekuat
Membrane mukosa lembab
Turgor kulit baik
HASIL DISKUSI
Apakah infeksi toksoplasmosis dapat di tularkan dari interaksi langsung dengan pasien?
Tidak dapat, karena infeksi penularan infeksi ini memerlukan hospes perantara yaitu kucing,anjing,danging, tikus ataupun hewan pengerat lainya yang terkontaminasi toxoplasmagondii. Infeksi ini dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging yang terkontaminasi atau interaksi langsung dengan hospes perantara.
Mengapa pada infeksi CMV dapat menyebabkan ikterus neonaturium?
Pada infeksi CMV terjadi infeksi sistemik, dimana virus ini telah menyebar ke hepar yang menyebabkan Gangguan ekskresi bilirubin akibat sumbatan dalam hepar (karena infeksi atau kerusakan sel hepar).
Definisi
TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes
1. TOXOPLASMOSIS
a.definisi Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebsbkan oleh toxoplasma gondii. Ibu dengan toxoplasma gondii biasanya tidak menampakan gejala walaupun 10%-20% ibu yang terinfeksi .
Etiologi
Penyebab dari penyakit ini adalah parasit protozoa yaiti toxoplasma gondii
MANIFESTASI KLINIS
*Sakit Kepala
* Lemah
* Sulit berpikir jernih
* Demam
* Mati rasa
* Koma
* Serangan jantung
* perubahan pada penglihatan (seperti penglihatan ganda, lebih sensitif terhadap cahaya terang, atau kehilangan penglihatan)
* kejang otot, dan sakit kepala parah
PATOFISIOLOGI
1) Kucing
Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing. kucing tersebut terinfeksi karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang terinfeksi. Satu minggu setelah terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang terdapat pada fesesnya. Pengeluaran oocyst terus menerus sampai sekitar 2 minggu sebelum kucing itu sembuh atau pulih kembali. Feses kucing sudah sangat infeksius. Oocyst dalam feses menyebar melalui udara dan ketika dihirup akan dapat menyebabkan infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam kotoran. Jika oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa partikel berada di atasnya dan akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai lebih dari 1 tahun tetapi tidak aktif
PENGARUH TERHADAP KEHAMILAN
Janin yang terinfeksi penyakit ini dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir mati. Bisa pula menyebabkan kelainan pada bayi saat dewasa.
PENATALAKSANAAN
Obat-obat yang dipakai sampai saat ini hanya membunuh bentuk takizoid T. gondii dan tidak membasmi bentuk kistanya.
Pirimetamin dan sulfonamide
Spiramisin adalah antibiotic makrolid
Klindamisin
azitromisin.
2. Rubella
Definisi
suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan dewasa yang khas dengan adanya rasti demam dan lymphadenopaly
Etiologi Rubella virus merupakan suatu toga virus yang dalam penyababnya tidak membutuhkan vector.
MANIFESTASI KLINIS
- Demam ringan
- Merasa mengantuk
- Sakit tenggorok
- Kemerahan sampai merah terang /pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseluruh tubuh, kemudian menghilang secara cepat.
- Kelenjar leher membengkak
- durasi 3 – 5 hari
PATOFISIOLOGI
Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyebrang ke sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan dieksresikan dari faring selama. pada rubella yang kongenal saluran pernafasan dan urin akan tetap mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu diperhatikan dalam perawatan bayi dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya infeksi ulangan.
PATOFLOW
Pengaruh Rubella Terhadap Kehamilan
Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelaianan adalah 50%, sedanggkan jika infeksi terjadi trimester pertama maka resikonya menjadi 25% Rubella dapat menimbulkan abortfus, anomaly congenital dan infeksi pada neonates (Konjungtivitis, engefalibis, vesikulutis, kutis, ikterus dan konvuisi)
Pengaruh rubella pada janin
Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat bawaan pada janin.
PENATALAKSANAAN
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi.
Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang .
3. CMV (CITOMEGALO VIRUS)
DEFINISI
1. CMV adalah virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes.
2. CMV adalah infeksi oportunistik yang menyerang saat system kekebalan tubuh lemah.
KLASIFIKASI
CMV dapat mengenai hamper semua organ dan menyebabkan hamper semua jenis infeksi. Organ yang terkena adalah:
* CMV nefritis( ginjal).
* CMV hepatitis( hati).
* CMV myocarditis( jantung).
* CMV pneumonitis( paru-paru).
* CMV retinitis( mata).
* CMV gastritis( lambung).
* CMV colitis( usus).
* CMV encephalitis( otak )
ETIOLOGI
citomegalo virus
MANIFESTASI KLINIS
Petekia dan ekimosis.
Hepatosplenomegali.
Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.
Retardasi pertumbuhan intrauterine.
Prematuritas.
Ukuran kecil menurut usia kehamilan.
Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih besar:
Purpura.
Hilang pendengaran.
Korioretinitis; buta.
Demam.
Kerusakan otak.
PATOFISIOLOGI
Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di amerika utara. CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur, secret servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini adalah perkiraan masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi-3 sampai 12 minggu; dan setelah transplantasi-4 minggu sampai 4 bulan. Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga kini belum ada imunisasi untuk mencegah penyakit ini.
PATOFLOW
PENATALAKSANAAN
Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala(misalnya: penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan).
4. HERPES
DEFINISI Adalah suatu penyakit menular seksual didaerah kelamin, kulit disekeliling rectum /daerah disekitarnya disebabkan oleh virus Herpes Simplek.
ETIOLOGI Penyebab herpes genetalis adalah herpes simplek (HSV) dan sebagian hasil HSV (dimukosa mulut).
KLASIFIKASI
Terdapat 2 tipe serologis yang berbeda pada HSV, yaitu :
a. HSV – 1
b. HSV – 2
MANISFETASI KLINIK
a. Timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis.
b. Kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah2 – 3 hari bintik kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
PATOFISIOLOGI
Pada saat virus masuk kedalam tubuh belum memiliki antibody maka infeksinya bisa bersifat luas dengan gejala-gejala konstitusionil berat. Ini disebut infeksi primer. Virus kemudian akan menjalar melalui serabut saraf sensoris ke ganglian saraf regional (ganglian sakralis) dan berdiam disana secara laten. kalau pada saat virus masuk pertama kali tidak terjadi gejala-gejala primer, maka tubuh akan membuat antibody sehingga pada serangan berikutnya gejala tidaklah seberat infeksi primer. Bila sewaktu-waktu ada faktor pencetus, virus akan mengalami aktifasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadi infeksi reklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer. Faktor-faktor pencetus, virus akan mengalami aktivasi dan multiplikasi kembali sehiangga terajadi infeksi neklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer.
PATOFLOW
Dampak pada kehamilan dan persalinan
a. Penularan pada janin dapat terjadi hematogen melalui plasenta
b. Penularan pada janin dapat terjadi akibat perjalanan dari vagina ke janin apabila ketuban pecah. c. Penularan pada bayi dapat terjadi melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir.
PENATALAKSANAAN
Wanita hamil
Kalau wanita hamil menderita herpes genetalis primer dalam 6 minggu terakhir dari kehamilannya dianjurkan Sc sebelum atau dalam 4 jam sesudah pecah ketuban. sedang untuk herpes genitalis sekunder SC tidak dikerjakan secara rutin, hanya yang masih menularkan saat persalinan dianjurkan untuk SC
Bayi baru lahir Dilakukan untuk pemeriksaan adanya herpes konginetal dan kalau perlu kultus virus. kalau ibu aktif menderita herpes genitalis maka bayinya diberi acyclovir 3 dd 10 mg/kg B selama 5 – 7 hari
ASKEP PADA KEHAMILAN DENGAN INFEKSI TORCH
PENGKAJIAN
Identitas klien
b. Keluhan utama: Demam
c. Riwayat kesehatan
Suhu tubuh meningkat
Malaise
Sakit tenggorokan
Mual dan muntah
Nyeri otot
Riwayat kesehatan dahulu
Kliensering berkontak langsung dengan binatang
Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
Klien pernah mendapatkan tranfusi darah
d. data psikologis
e. data spiritual
f. data social dan ekonomi
g.Pemeriksaan fisik
mata
nyeri
acites
diare
mual dan muntah
integument
suka berkeringat malam
suhu tubuh meningkat
timbulnya rash pada kulit
muskuloskletal
nyeri
kelemahan
hepar
hepatomegali
ikterus
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma)
Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)
Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d adanya proses infeksi / inflamasi.
Tujuan : mengurangi nyeri
Kriterian hasil :
Klien melaporkan nyeri hilang dan terkontrol
Klien tampak rileks.
Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat.
KEHAMILAN DENGAN INFEKSI TORCH
DISUSUN OLEH:
Eka Purnama Sari
Eko Sugianto
Elvina Triani
Endang
Erni Marselina
Rahmalia Apriyani
Resti Reni
Risa Umami
Rindu Dianda
TORCH
Definisi
TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes
1. TOXOPLASMOSIS
a.definisi Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebsbkan oleh toxoplasma gondii. Ibu dengan toxoplasma gondii biasanya tidak menampakan gejala walaupun 10%-20% ibu yang terinfeksi .
Etiologi
Penyebab dari penyakit ini adalah parasit protozoa yaiti toxoplasma gondii
MANIFESTASI KLINIS *Sakit Kepala * Lemah * Sulit berpikir jernih * Demam * Mati rasa * Koma * Serangan jantung
* perubahan pada penglihatan (seperti penglihatan ganda, lebih sensitif terhadap cahaya terang, atau kehilangan penglihatan)
* kejang otot, dan sakit kepala parah
PATOFISIOLOGI
1) Kucing Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing. kucing tersebut terinfeksi karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan daging yang terinfeksi. Satu minggu setelah terinfeksi, kucing mengeluarkan oocyst yang terdapat pada fesesnya. Pengeluaran oocyst terus menerus sampai sekitar 2 minggu sebelum kucing itu sembuh atau pulih kembali. Feses kucing sudah sangat infeksius. Oocyst dalam feses menyebar melalui udara dan ketika dihirup akan dapat menyebabkan infeksi. Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam kotoran. Jika oocyst terkandung dalam tanah sisa-sisa partikel berada di atasnya dan akan terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai lebih dari 1 tahun tetapi tidak aktif
PENGARUH TERHADAP KEHAMILAN
Janin yang terinfeksi penyakit ini dapat menyebabkan keguguran atau bayi lahir mati. Bisa pula menyebabkan kelainan pada bayi saat dewasa.
PENATALAKSANAAN
Obat-obat yang dipakai sampai saat ini hanya membunuh bentuk takizoid T. gondii dan tidak membasmi bentuk kistanya.
Pirimetamin dan sulfonamide
Spiramisin adalah antibiotic makrolid
Klindamisin
azitromisin.
2. Rubella
Definisi
suatu infeksi yang utama menyerang anak-anak dan dewasa yang khas dengan adanya rasti demam dan lymphadenopaly
Etiologi Rubella virus merupakan suatu toga virus yang dalam penyababnya tidak membutuhkan vector.
MANIFESTASI KLINIS
- Demam ringan - Merasa mengantuk - Sakit tenggorok - Kemerahan sampai merah terang /pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseluruh tubuh, kemudian menghilang secara cepat. - Kelenjar leher membengkak - durasi 3 – 5 hari
PATOFISIOLOGI
Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyebrang ke sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella akan dieksresikan dari faring selama. pada rubella yang kongenal saluran pernafasan dan urin akan tetap mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun. hal ini perlu diperhatikan dalam perawatan bayi dirumah sakit dan dirumah untuk mencegah terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun kekebalan seluler yang akan mencegah terjadinya infeksi ulangan.
PATOFLOW
Pengaruh Rubella Terhadap Kehamilan
Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, maka resiko terjadinya kelaianan adalah 50%, sedanggkan jika infeksi terjadi trimester pertama maka resikonya menjadi 25% Rubella dapat menimbulkan abortfus, anomaly congenital dan infeksi pada neonates (Konjungtivitis, engefalibis, vesikulutis, kutis, ikterus dan konvuisi)
Pengaruh rubella pada janin
Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat bawaan pada janin.
PENATALAKSANAAN
Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi.
Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang .
3. CMV (CITOMEGALO VIRUS)
DEFINISI 1. CMV adalah virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes. 2. CMV adalah infeksi oportunistik yang menyerang saat system kekebalan tubuh lemah.
KLASIFIKASI
CMV dapat mengenai hamper semua organ dan menyebabkan hamper semua jenis infeksi. Organ yang terkena adalah: * CMV nefritis( ginjal). * CMV hepatitis( hati). * CMV myocarditis( jantung). * CMV pneumonitis( paru-paru). * CMV retinitis( mata). * CMV gastritis( lambung). * CMV colitis( usus). * CMV encephalitis( otak )
ETIOLOGI
citomegalo virus
MANIFESTASI KLINIS
Petekia dan ekimosis.
Hepatosplenomegali.
Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.
Retardasi pertumbuhan intrauterine.
Prematuritas.
Ukuran kecil menurut usia kehamilan.
Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih besar:
Purpura.
Hilang pendengaran.
Korioretinitis; buta.
Demam.
Kerusakan otak.
PATOFISIOLOGI
Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di amerika utara. CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur, secret servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini adalah perkiraan masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi-3 sampai 12 minggu; dan setelah transplantasi-4 minggu sampai 4 bulan. Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga kini belum ada imunisasi untuk mencegah penyakit ini.
PATOFLOW
PENATALAKSANAAN
Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala(misalnya: penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan).
4. HERPES
DEFINISI Adalah suatu penyakit menular seksual didaerah kelamin, kulit disekeliling rectum /daerah disekitarnya disebabkan oleh virus Herpes Simplek.
ETIOLOGI Penyebab herpes genetalis adalah herpes simplek (HSV) dan sebagian hasil HSV (dimukosa mulut).
KLASIFIKASI
Terdapat 2 tipe serologis yang berbeda pada HSV, yaitu : a. HSV – 1 b. HSV – 2
MANISFETASI KLINIK a. Timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis. b. Kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah2 – 3 hari bintik kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
PATOFISIOLOGI
Pada saat virus masuk kedalam tubuh belum memiliki antibody maka infeksinya bisa bersifat luas dengan gejala-gejala konstitusionil berat. Ini disebut infeksi primer. Virus kemudian akan menjalar melalui serabut saraf sensoris ke ganglian saraf regional (ganglian sakralis) dan berdiam disana secara laten. kalau pada saat virus masuk pertama kali tidak terjadi gejala-gejala primer, maka tubuh akan membuat antibody sehingga pada serangan berikutnya gejala tidaklah seberat infeksi primer. Bila sewaktu-waktu ada faktor pencetus, virus akan mengalami aktifasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadi infeksi reklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer. Faktor-faktor pencetus, virus akan mengalami aktivasi dan multiplikasi kembali sehiangga terajadi infeksi neklien. karena pada saat ini tubuh sudah mempunyai antibody maka gejalanya tidak seberat infeksi primer.
PATOFLOW
Dampak pada kehamilan dan persalinan
a. Penularan pada janin dapat terjadi hematogen melalui plasenta b. Penularan pada janin dapat terjadi akibat perjalanan dari vagina ke janin apabila ketuban pecah. c. Penularan pada bayi dapat terjadi melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir.
PENATALAKSANAAN
Wanita hamil
Kalau wanita hamil menderita herpes genetalis primer dalam 6 minggu terakhir dari kehamilannya dianjurkan Sc sebelum atau dalam 4 jam sesudah pecah ketuban. sedang untuk herpes genitalis sekunder SC tidak dikerjakan secara rutin, hanya yang masih menularkan saat persalinan dianjurkan untuk SC
Bayi baru lahir Dilakukan untuk pemeriksaan adanya herpes konginetal dan kalau perlu kultus virus. kalau ibu aktif menderita herpes genitalis maka bayinya diberi acyclovir 3 dd 10 mg/kg B selama 5 – 7 hari
ASKEP PADA KEHAMILAN DENGAN INFEKSI TORCH
PENGKAJIAN
Identitas klien
b. Keluhan utama: Demam
c. Riwayat kesehatan
Suhu tubuh meningkat
Malaise
Sakit tenggorokan
Mual dan muntah
Nyeri otot
Riwayat kesehatan dahulu
Kliensering berkontak langsung dengan binatang
Klien sering mengkonsumsi daging setengah matang
Klien pernah mendapatkan tranfusi darah
d. data psikologis
e. data spiritual
f. data social dan ekonomi
g.Pemeriksaan fisik
mata
nyeri
acites
diare
mual dan muntah
integument
suka berkeringat malam
suhu tubuh meningkat
timbulnya rash pada kulit
muskuloskletal
nyeri
kelemahan
hepar
hepatomegali
ikterus
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma)
Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)
Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)
Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri b.d adanya proses infeksi / inflamasi.
Tujuan : mengurangi nyeri
Kriterian hasil :
Klien melaporkan nyeri hilang dan terkontrol
Klien tampak rileks.
Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat.
Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit ditandai dengan suhu 39, 50C , tubuh menggigil
Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
Kriteria hasil:
Terjadi peningkatan suhu
Kulit kemerahan dan hangat waktu disentuh
Peningkatan tingkat pernapasan
Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan ditandai dengan diare
Tujuan: memenuhi kebutuhan cairan tubuh
Kriteria hasil:
Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
Tanda – tanda vital dalam batas normal
Nadi ferifer teraba
Haluaran urine adekuat
Membrane mukosa lembab
Turgor kulit baik
HASIL DISKUSI
Apakah infeksi toksoplasmosis dapat di tularkan dari interaksi langsung dengan pasien?
Tidak dapat, karena infeksi penularan infeksi ini memerlukan hospes perantara yaitu kucing,anjing,danging, tikus ataupun hewan pengerat lainya yang terkontaminasi toxoplasmagondii. Infeksi ini dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging yang terkontaminasi atau interaksi langsung dengan hospes perantara.
Mengapa pada infeksi CMV dapat menyebabkan ikterus neonaturium?
Pada infeksi CMV terjadi infeksi sistemik, dimana virus ini telah menyebar ke hepar yang menyebabkan Gangguan ekskresi bilirubin akibat sumbatan dalam hepar (karena infeksi atau kerusakan sel hepar).
Hipertemia b. d peningkatan tingkat metabolisme penyakit ditandai dengan suhu 39, 50C , tubuh menggigil
Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
Kriteria hasil:
Terjadi peningkatan suhu
Kulit kemerahan dan hangat waktu disentuh
Peningkatan tingkat pernapasan
Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan dan cairan ditandai dengan diare
Tujuan: memenuhi kebutuhan cairan tubuh
Kriteria hasil:
Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
Tanda – tanda vital dalam batas normal
Nadi ferifer teraba
Haluaran urine adekuat
Membrane mukosa lembab
Turgor kulit baik
HASIL DISKUSI
Apakah infeksi toksoplasmosis dapat di tularkan dari interaksi langsung dengan pasien?
Tidak dapat, karena infeksi penularan infeksi ini memerlukan hospes perantara yaitu kucing,anjing,danging, tikus ataupun hewan pengerat lainya yang terkontaminasi toxoplasmagondii. Infeksi ini dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging yang terkontaminasi atau interaksi langsung dengan hospes perantara.
Mengapa pada infeksi CMV dapat menyebabkan ikterus neonaturium?
Pada infeksi CMV terjadi infeksi sistemik, dimana virus ini telah menyebar ke hepar yang menyebabkan Gangguan ekskresi bilirubin akibat sumbatan dalam hepar (karena infeksi atau kerusakan sel hepar).
No comments:
Post a Comment