Welcome

HWAITING!!!!!!!!!!!!!



Friday 18 March 2011

WAHAM

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
I.1 Definisi Waham
            Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. (Tim Keperawatan PSIK FK UNSRI, 2005 dalam Sely, 2010). 
            Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pert
umbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,(1999) dalam Flyingdutchman ( 2011 ))
            Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan (Harold I, 1998 dalam Sely, 2010)
            Waham adalah kepercayaan yang salah terhadap objek dan tidak konsisten dengan latar belakang intelektual dan budaya (Rawlins, (1993) dalam muhaj (2011))
            Waham dibangun atas unsur-unsur yang tidak berdasarkan logika, individu tidak mau melepaskan wahamnya, walaupun telah tersedia cukup bukti-bukti yang objektif tentang kebenaran itu. Biasanya waham digunakan untuk mengisi keperluan atau keinginan-keinginan dari penderita itu sendiri. (muhaj, 2011)
Menurut muhaj (2011) Waham merupakan suatu cara untuk memberikan gambaran dari berbagai problem sendiri atau tekanan-tekanan yang ada dalam kepribadian penderita biasanya:  
a. Keinginan yang tertekan.      
b. Kekecewaan dalam berbagai harapan.         
c. Perasaan rendah diri.
d. Perasaan bersalah.   
e. Keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap ketakutan.
Jadi kesimpulanya waham  adalah keyakinan yang salah dan menetap dan selalu dikemukakan berulang-ulang.


I.2 Jenis-Jenis waham     
a. Waham Kebesaran  
            Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai sekali, orang kaya. 
b. Waham Berdosa      
            Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar. Penderita percaya sudah selayaknya ia di hukum berat.   
c. Waham Dikejar       
            Individu merasa dirinya senantiasa di kejar-kejar oleh orang lain atau kelompok orang yang bermaksud berbuat jahat padanya.         
d. Waham Curiga        
            Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu curiga terhadap sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai waham ini mencari-cari hubungan antara dirinya dengan orang lain di sekitarnya, yang bermaksud menyindirnya atau menuduh hal-hal yang tidak senonoh terhadap dirinya. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal “Ideas of reference” yaitu ide atau perasaan bahwa peristiwa tertentu dan perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman, gerak-gerik tangan, nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan dengan dirinya.      
e. Waham Cemburu     
            Selalu cemburu pada orang lain.           
f. Waham Somatik atau Hipokondria    
            Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya seperti ususnya yang membusuk, otak yang mencair.          
g. Waham Keagamaan 
            Waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama.
h. Waham Nihilistik      
            Keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah meninggal.
i. Waham Pengaruh      
            Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain atau kekuatan.

I.3 Etiologi   
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan. (flyingdutchman, 2011 )       
            Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan timbulnya waham (Keliat, B.A.(1998) dalam Muhaj (2011) adalah:
a. Biologis       
            Gangguan perkembangan dan fungsi otak / SSp. yang menimbulkan.
1) Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan limbik.
2) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonatus dan kanak-kanak.
b. Psikososial  
            Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan kekerasan.
c. Sosial Budaya          
            Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham seperti kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.          
            Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan karakteristik umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik / emosional, perlakuan kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan yang perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun tidak berdaya.

I.4 Manifestasi klinik
 1.    Kognitif :
  • Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
  • Individu sangat percaya pada keyakinannya
  • Sulit berfikir realita
  • Tidak mampu mengambil keputusan
  • Afektif
  • Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
  • Afek tumpul
3.    Prilaku dan Hubungan Sosial
  • Hipersensitif
  • Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
  • Depresif
  • Ragu-ragu
  • Mengancam secara verbal
  • Aktifitas tidak tepat
  • Streotif
  • Impulsive
  • Curiga
4.    Fisik
  •  Higiene kurang
  • Muka pucat
  • Sering menguap
  • BB menurun
  • Nafsu makan berkurang dan sulit tidur

I.5. Proses terjadinya Waham
Menurut Sely, 2010 proses terjadinya waham sebagai berikut:
  1. Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang tidak menyenangkan.
  2. Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas yang menyalahartikan kesan terhadap kejadian
  3. Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative atau tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal
  4. Individu memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain.
I.6. Rentang Respon

    Respon Adaptif                                                                    Respon Maldaptif



 

1.  Pikiran logis                 1.  Kadang-kadang proses pikir            1. Gangguan proses
                                                  Terganggu.                                         pikir waham
2.  Persepsi akurat              2.  Ilusi                                                   2.  Kesukaran proses
                                                                                                                      emosi
3.  Emosi konsisten              3  . Emosi berlebihan atau kurang        3.  Perilaku tidak
    dengan    pengalaman                                                                      terorganisir
4.  Perilaku cocok               4.  Perilaku tidak biasa                            4.  Isolasi sosial
5.  Hubungan sosial             5. Menarik diri           
     harmonis

I.7 Penatalaksanaan
            Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi jangan memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini sebagai pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan inferior bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal yang praktis. Biar pun klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan dan bimbingan yang baik dapat ditolong untuk bekerja sederhana di rumah ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di lingkungan klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.


BAB II
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Waham

II.1 Pengkajian
  • Aktivitas dan istirahat
Gangguan tidur, bangun lebih awal, insomnia, dan hiperaktivitas.
  • Higiene
Kebersihan personal kurang, terlihat kusut/ tidak terpelihara.
  • Integritas ego
    • Dapat timbul dengan ansietas berat, ketidakmampuan untuk rileks, kesulitan yang dibesar-besarkan, mudah agitasi.
    • Mengekspresikan persaaan tidak adekuat, perasaan tidak berharga, kurang diterima, dan kurang percaya pada orang lain. Menunjukkan kesulitan koping terhadap stres, menggunakan mekanisme koping yang tidak sesuai.
  • Neurosensori
Mengalami emosi dan prilaku kongruen dengan sistem keyakinan/ketakutan bahwa diri ataupun orang terdekat berada dalam bahaya karena diracuni atau diinfeksi, mempunyai penyakit, merasa tertipu oleh pasangan individu, dicurangi oleh orang lain, dicintai atau mencintai dari jarak jauh.
·        Keamanan
Dapat menimbulkan prilaku berbahaya/menyerang
·        Interaksi sosial
Kerusakan bermakna dalam fungsi sosial/perkawinan
Umumnya bermasalah dengan hukum.
·        Faktor  predisposisi
-  Genetik :  diturunkan
-  Neurobiologis :  adanya gangguan pada konteks pre frontal dan konteks limbik
-  Neurotransmiter : abnormalitas pada dopamin ,serotonin ,dan  glutamat.
-  Virus : paparan virus influinsa pada trimester III
-  Psikologi : ibu pencemas ,terlalu melindungi ,ayah tidak peduli.
·        Faktor presipitasi
- Proses pengolahan informasi yang berlebihan
- Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
- Adanya gejala pemicu
·        Mekanisme Waham
-   Waham Agama :  Percaya bahwa seseorang menjadi kesayangan supranatural atau alat supranatural
-   Waham Somatik :  Percaya adanya gangguan pada bagian tubuh
-   Waham Kebesaran : Percaya memiliki kehebatan atau kekuatan luar biasa
-   Waham Curiga :  Kecurigaan yang berlebihan atau irasional dan tidak percaya dengan  orang lain
-   Waham Siar Pikir : Percaya bahwa pikirannya disiarkan ke dunia luar
-   Waham Sisip Pikir : Percaya ada pikiran orang lain yang masuk dalam pikirannya
-   Waham Kontrol Pikir : Merasa perilakunya dikendalikan oleh pikiran orang lain
·        Mekanisme Koping
-  Regresi
-  Proyeksi
-  Menarik diri
-  Pada keluarga : mengingkari

II.2 Pohon Masalah dan Analisa Data
a.    Pohon Masalah
Sumber: muhaj (2011)






b. Analisa Data
Data
Masalah
Data Objektif :
  • Klien bicara kacau                        
  • Binggung
  • Pembicaraan berbelit-belit
Kerusakan komunikasi verbal


Data Subjektif :
  • klien mengatakan hal-hal yang tidak sesuai kenyataan
  • Klien mengatakan berulang kali
Data Objektif :          
  • Klien tampak binggung
Perubahan proses pikir : waham        

Data Subjektif :
  • Klien merasa malu berinteraksi dengan orang lain
Data Objektif :
  • Ekspresi muka sedih dan murung
Gangguan konsep diri berhubungan dengan harga diri rendah


II.2  Masalah Keperawatan
1.    Kerusakan komunikasi verbal
2.    Perubahan isi pikir: waham kebesaran
3.    Gangguan konsep diri (harga diri rendah)

II.4 
Diagnosa Keperawatan
1.    Kerusakan Komunikasi verbal b.d  waham kebesaran
2.    perubahan isi pikir: waham kebesaran b.d HDR

II.5   Rencana Tindakan Keperawatan
Kerusakan Komunikasi verbal b.d waham kebesaran
TUM     : Klien dapat mengontrol wahamnya sehingga komunikasi verbal dapat berjalan dengan baik
TUK 1   :  Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya:
  • Salam terapetik, perkenalan diri,
  • Jelaskan tujuan interaksi,
  • Ciptakan lingkungan yang tenang,
  • Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)
  • Jangan membantah dan mendukung klien
  • Kata-kata perawat menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda” disertai ekspresi  menerima
  • Kata-kata perawat tidak mendukung disertai ”sukar bagi saya untuk mempercayainya” disertai ekspresi ragu tapi empati
  • Tidak membicarakan isi waham klien
2.   Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
  •  Anda berada di tempat yang aman, kami akan menerima anda
  •  Gunakan keterbukaan dan kejujuran
  •  Jangan tinggalkan klien sendirian
TUK 2   : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Intervensi :
  • Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistik
  • Diskusikan dengan klien tentang kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistik, hati-hati terlibat dengan waham
  • Tanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari) kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini
  • Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada.
  • Perawat perlu memperlihatkan bahwa klien penting
TUK 3   : Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
Intervensi
  • Obsrvasi kebutuhan sehari-hari klien
  • Diskusikan kebutuhan  klien yang tidak terpenuhi baik secara di rumah dan di RS (rasa takut, ansietas, marah)
  • Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham
  • Tingkat aktivitas  yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih dan dibuat jadwal bersama dengan klien)
  • Atur situai agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya
TUK 4   : Klien dapat b.d realitas (realitas: diri, orang lain, tempat, waktu)
Intervensi :
  • Berbicara dengan klien dalam konteks realitas
  • Sertakan klien dalam TAK :TAK Orientasi Realita
  • Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

Diagnosa kep.2. Perubahan isi pikir: waham kebesaran b.d HDR
TUM     : Klien dapat meningkatkan harga dirinya sehingga mampu mengendalikan wahamnya
TUK 1   : Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan :
·        Salam terapetik, perkenalan diri,
·        Jelaskan tujuan interaksi,
·        Ciptakan lingkungan yang tenang,
·        Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)
TUK 2   : Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan harga diri rendah (HDR)
Intervensi :
·        Kaji pengetahuan klien tentang HDR
·        Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang penyebab HDR
·        Diskusikan dengan klien  tentang HDR serta penyebab dan akibat yang mungkin muncul
·        Beri penguatan positif pada kemampuan klien dalam mengungkapkan pendapatnya  tentang HDR
·        Bantu klien mengidentifikasi aspek positif tentang perasaannya
TUK 3   : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya
Intervensi :
·        Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
·        Hindarkan pemikiran penilaian negative, utamakan memeberikan pujian realistis
TUK 4   : Klien dapat menerapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
Intervensi :
·        Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan kemampuannya
·        Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien
·        Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien
TUK 5   :  Keluarga dapat membantu klien untuk berperilaku adaptif  terhadap lingkungan
Intervensi :
·        Diskusikan dengan keluarga tentang bentuk dukungan yang perlu diberikan pada klien dengan HDR
·        Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat dan menghadapi klien dengan HDR


Daftar pustaka
Flyingdutchman, 2011
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PROSES PIKIR ( WAHAM ) online (file:///C:/Documents%20and%20Settings/user/My%20Documents/jiwa/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-waham.html )
Harnawatiaj, 2008
            Waham online (http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/14/waham/)
Muhaj, 2011
Priyanta, 2011
            Waham online (http://blog.priyanta.com/waham/#more-55)
Sely, 2010

Asuhan keperawatan pada klien waham             (http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/37e919c84d2b28548ba1329a0a0f311be30998a7.pdf)

No comments:

Post a Comment