DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KAMPUS PALEMBANG TAHUN 2011
Oleh:
Rahmalia Apriyani, Oktaviana
STIK Siti Khadijah Palembang
ABSTRAK
Dari data cakupan imunisasi dari bulan Januari –
Desember di puskesmas kampus 2010 persentase imunisasi BCG:95 %, HB0:109,72,
DPT3:85%, Polio4:87,43%, Campak:90%. Dimana angka cakupan imunisasi ini masih belum memenuhi target pencapaian
cakupan UCI desa/kelurahan untuk tahun 2010 sebanyak 100%.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status
imuniasasi dasar lengkap pada balitayang telah dilakukan pada 25 Febuari-25
Maret 2011 dengan menggunakan pendekatan cross
sectional dengan Sample yaitu ibu yang memiliki balita 12 puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
imunisasi dasar.
Dari hasil
penelitian didapat dari 41ibu balita dengan status imunisasi dasar lengkap
sebanyak 19(46.3%) balita dan yang tidak lengkap sebanyak 22(53.7%) balita,
sebagian besar responden berpengetahuan kurang yaitu 31(75.6%), responden yang
berpendidikan tinggi yaitu 18 (43.9%) responden dan yang rendah yaitu 23
(56.1%)responden, sebagian besar responden berpendapat rendah yaitu 31(75,6%),
bertempat tinggal dekat yaitu 30(73.2%) ibu, dan menyatakan peran petugas
kesehatan baik 29 (70,7%). Faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan
status kelengkapan pemberian imunisasi dasar adalah pengetahuan, tingkat
pendapatan keluarga dan peran petugas kesehatan.
Penulis
mengharapkan agar penyuluhan diberikan secara terjadwal dan berkelompok untuk
setiap posyandunya sehinga dapat menyentuh setipa individu baik yang bermasalah
ataupun tidak dalam hal status kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada
balita.
Kata kunci : Imunisasi Dasar
PENDAHULUAN
Bayi, anak umur muda
maupun orang dewasa sama-sama memiliki resiko terserang penyakit infeksi
menular seperti: TBC, Hepatitis B, Polio, Dipteri, Tetanus, Pertusis, dan
campak. Untuk itu salah satu pencegah terbaik yang sangat vital agar kelompok
beresiko terlindungi adalah melalui imunisasi. Diantara penyakit pada anak yang dapat dicegah dengan
imunisasi adalah Campak, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Influenza serta Polio.
(Depkes RI , 2008)
Sejak
diluncurkannya Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada 1974, imunisasi
telah menyelamatkan lebih dari 20 juta jiwa pada dua dasawarsa. Sekalipun
imunisasi telah menyelamatkan dua juta anak, pada tahun 2003 terdapat
1,4 juta anak meninggal karena mereka tidak diimunisasi. Hampir
seperempat dari 130 juta bayi yang lahir tiap tahun tidak diimunisasi.
(unicef.org, 2005)
Berdasarkan
data cakupan imunisasi pada bayi di Indonesia tahun 2010, mengambarkan bahwa
untuk HB: 69.0% BCG: 88.9%, POLIO1: 89.0%, DPT/HB1: 89.4%, POLIO2: 86.7%, DPT/HB2: 87.3%, POLIO3: 85.3%,
DPT/HB3: 86.1%, POLIO4: 84.4%, CAMPAK: 85.1%. Untuk Provinsi Sumatera Selatan
dalam cakupan imunisasi untuk tahun 2010 adalah HB: 63.6%, BCG: 94.2%, Polio1:
96.7%, DPT/HB1: 96.3%, Polio2: 95.9%, DPT/HB2: 95.0%, Polio3: 94.6%% , DPT/HB3:
94.7%%, Polio4: 93.8%, Campak: 93.7%.
(Buletin Data Surveilans PD3I dan Imunisasi, 2011)
Pencapaian
Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi
terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila
cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam
wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd
immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan
Immunisasi (PD3I). Data cakupan UCI Desa tahun 2009 Provinsi Sumatera Selatan
saat ini adalah 82,5 %, artinya masih sangat jauh dibanding target (98 %).
Apalagi tahun 2010 ini target UCI harus 100 % desa/kelurahan. (Depkes RI, 2009
)
Berdasarkan data kesehatan kota
Palembang tahun 2009, persentase cakupan imunisasi di kota Palembang tahun 2009
sebanyak 95,3%. Persentase Cakupan imunisasi menurut kecamatan kota Palembang,
di kecamatan IB1 untuk imunisasi BCG:
97,2%, DPT1+HB1: 96,7%, DPT3+HB3:92,7%, POLIO4: 92,7%, Campak: 94,1%,
DO: 2,7%. (Dinkes kota
Palembang, 2009 )
Berdasarkan data laporan hasil imunisasi rutin (
bayi ) puskesmas Kampus tahun 2010,
cakupan imunisasi dari bulan Januari – Oktober dengan jumlah sasaran bayi
sebanyak 726 bayi/ balita persentase imunisasi BCG: 95 % , HB0: 109,72 , DPT3:
85% , Polio4: 87,43%, Campak: 90 % . Dimana angka cakupan imunisasi ini masih belum memenuhi target pencapaian
cakupan UCI desa/kelurahan untuk tahun 2010 sebanyak 100%. ( Puskesmas Kampus,
2010)
Pemberian imunisasi dasar lengkap
pada balita merupakan salah satu prilaku
kesehatan, oleh karena itu terwujud atau tidaknya tindakan prilaku tersebut berhubungan
dengan berbagai faktor. Edberg ( 2009 ) faktor yang berhungan dengan prilaku
kesehatan meliputi pengetahuan, pendidikan, pendapatan keluarga, jarak tempat
tinggal, serta peran petugas kesehatan. (Edberg, 2009)
Terkait
informasi di atas penulis tertarik meneliti faktor-faktor yang berhubungan
dengan status imunisasi dasar lengkap
pada balita di posyandu wilayah kerja Puskesmas Kampus Palembang tahun
2011.
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik dan
menggunakan pendekan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita yang
berkunjung ke posyandu di wilayah kerja puskesmas kampus untuk mendapatkan
pelayanan imunisasi dasar pada tahun 2010 berjumlah 725 orang. Teknik pengambilan
sample menggunakan teknik accidental
sampling yang berjumlah 41 orang responden.
Penelitian dilakukan di posyandu
wilayah kerja puskesmas kampus palembang pada tanggal 25 Febuari 2011-25 Maret
2011 dari pukul 10.00 WIB - 12.00 WIB.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Status
imunisasi dasar lengkap pada balita Pada
Balita
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Dengan Status Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2011
No
|
Penge-tahuan
|
Status imunisasi dasar lengkap pada balita dasar pada balita
|
p-value
|
|||||
Lengkap
|
Tidak
Lengkap
|
Total
|
||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|||
1
|
Baik
|
9
|
90
|
1
|
10
|
10
|
100
|
0.002
|
2
|
kurang
|
10
|
32.3
|
21
|
67.7
|
31
|
100
|
|
Total
|
19
|
46.3
|
22
|
57.3
|
41
|
100
|
Sumber : data primer tahun 2011
Berdasarkan
hasil penelitian ini presentase responden yang berpengetahuan baik sebesar
24.4%. Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang sebesar 75.6%. Hasil dari
table silang menunjukan bahwa ibu dengan pengetahuan baik dan status imunisasi
dasar lengkap pada balita balitanya
lengkap sebesar 90%, lebih besar jika dibandingkan dengan ibu yang
berpendidikan kurang yaitu sebesar 32.3%. dan hasil uji chi square menunjukan bahwa ada hubungan yang bemakna antara
pengetahuan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p value = 0.002 lebih kecil dari nilai α = 0.05
sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan
status imunisasi dasar lengkap pada
balita diterima secara statistic. Dan OR (odds ratio) : 18.90, hal ini menunjukan
bahwa responden dengan pengetahuan baik berpeluang 18.9 kali untuk memiliki
balita yang satus imunisasi dasarnya lengkap.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiatuti (2008)
tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Imunisasi
Dasar Kepada Bayinya Didesa Banyutowo Kabupaten Kendal, dimana mayoritas ibu
yang berpendidikan tinggi berprilaku baik yaitu sebanyak 29(96.6%) dari 30 ibu,
hal ini menunjukan tingkat pengetahuan ibu balita yang tinggi mempunyai
kecenderungan untuk berperilaku yang baik yaitu memberikan imunisasi dasar
kepada bayinya sesuai waktunya.
Hasil
penelitian ini didukung oleh pendapat
Kuntjoro, (2004) dalam Lina (2006) yang menyatakan semakin baik pengetahuan
seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan suatu bentuk tahu yang diperoleh dari
pengetahuan, akal dan pikiran seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu pada akhimya memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu
tindakan.
Berdasarkan
hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis peneliti pada
dasarnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan merubah orang tersebut dari
tidak tahu menjadi tahu dan semakin mengerti dalam hal ini yaitu pentingnya
imunisasi bagi balita dan akibatnya bila status imunisasi dasar lengkap pada balita
balitanya tidak lengkap. Di wilayah kerja puskesmas kampus tingkat
pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar lengkap pada balita masih kurang untuk
meningkatkan pengetahuan ibu perlu dilakukan penyuluhan tentang imunisasi dasar
lengkap di wilayah kerja puskesmas kampus Palembang.
2. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Status imunisasi dasar
lengkap pada balita Pada Balita
Distribusi Responden Menurut
Pendidikan Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2011
No
|
Pendidikan
|
Status imunisasi dasar lengkap pada balita dasar pada balita
|
p-value
|
|||||
Lengkap
|
Tidak
Lengkap
|
Total
|
||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|||
1
|
Tinggi
|
11
|
61.1
|
7
|
38.9
|
18
|
100
|
0.173
|
2
|
Rendah
|
8
|
34.8
|
15
|
65.2
|
23
|
100
|
|
Total
|
19
|
46.3
|
22
|
57.3
|
41
|
100
|
Sumber : data primer tahun 2011
Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukan bahwa ibu dengan pendidikan tinggi dan status imunisasi dasar
lengkap pada balita balitanya lengkap
sebesar 61.1%, lebih besar jika dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan
rendah yaitu sebesar 34.8%. dan hasil uji chi
square menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bemakna antara pendidikan ibu
dengan status imunisasi dasar lengkap
pada balita dimana nilai p value
= 0.173 lebih besar dari nilai α = 0.05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan
antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita
ditolak secara statistic.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Widiastuti ( 2008 ) Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Ibu Dalam Memberika Imunisasi Dasar Kepada Bayinya Didesa Banyutowo
Kabupaten Kendal, yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam memberikan
imunisasi dasar pada bayinya.
Hasil
penelitian ini didukung oleh teori yang kemukakan oleh Benyamin Bloom bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi tidak menjamin para ibu untuk memberikan respon
stimulus ( pengetahuan) sehingga tidak akan muncul motivasi untuk berperilaku
baik dalam memberikan imunisasi dasar pada bayinya.( Notoadmodjo (2003) dalam
Widiastuti (2008))
Berdasarkan hasil penelitian dan
uraian teori diatas menurut analisis peneliti pegetahuan tidak hanya didapat
dari pendidikan formal semata, pengetahuan juga dapat diterima dari generasi
sebelumnya dan juga penyuluhan-penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan.
Disini kemauan ibu juga berperan tidak hanya pendidikan ibu, ibu dengan tingkat
pengetahuan tinggi namun tidak ada kemauan untuk mengetahui pentingnya
imunisasi juga dapat menyebabkan status imunisasi dasar lengkap pada balita pada balita menjadi tidak
lengkap. Selain tu juga tidak menutup kemungkin pula bahwa ibu yang
berpendidikan tinggi memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang imunisasi dan
status imunisasi dasar lengkap pada
balita tidak lengkap, dan sebaliknya ibu dengan tingkat pendidikan rendah
memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi dasar pada balita sehingga
status imunisasi dasar lengkap pada
balita dasar pada balitanya menjadi lengkap.
3. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Ibu Dengan Status
imunisasi dasar lengkap pada balita Pada
Balita
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendapatan Keluarga
Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang
Tahun 2011
No
|
Tingkat pendapatan keluarga
|
Status imunisasi dasar lengkap pada balita dasar pada balita
|
P-value
|
|||||
Lengkap
|
Tidak
Lengkap
|
Total
|
||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|||
1
|
Tinggi
|
9
|
90
|
1
|
10
|
10
|
100
|
0.002
|
2
|
Rendah
|
10
|
32.3
|
21
|
67.7
|
31
|
100
|
|
Total
|
19
|
46.3
|
22
|
57.3
|
41
|
100
|
Sumber : data primer tahun 2011
Berdasarkan hasil penelitian ini presentase responden
yang memiliki tingkat pendapatan keluarga tinggi dan status pemberian imunisasi
dasar pada balita legkap yaitu 9(90%) dari 10 orang responden lebih besar jika
dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pendapatan keluarga rendah
dan satus pemberian imunisasi dasar pada balita lengkap yaitu 10 (23.1%) dari
31 orang responden.dan hasil uji chi
square menunjukan bahwa ada hubungan yang bemakna antara tingkat pendapatan
keluarga ibu dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita dimana nilai p value = 0.002 lebih kecil dari nilai α = 0.05 sehingga
hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara tingkat pendatan keluraga ibu
dengan status imunisasi dasar lengkap
pada balita dapat diterima
secara statistic dan OR ( odds ratio)
: 18.90 hal ini menunjukan bahwa responen yang memiliki tinggkat pendapatan
keluarga tinggi berpeluang 18.9 kali untuk memiliki balita dengan status
imunisasi dasar lengkap.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penilitian yang dilakukan oleh Siswandoyo (2003)
dalam marlia ( 2006) di puskesmas lanjas kabupaten barito utara, kalimantan
tengah mengenai faktor yang berhubungan dengan status kelengkapan imunisasi
hepatitis B pada bayi yang menyatakan semakin rendah tingkat pendapatan
perkapita keluarga semakin besar presentase untuk memiliki status imunisasi
hepatitis B tidak lengkap, dibandingkan dengan responden dengan tingkat
pendapatan keluarga tinggi mempunyai status imunisasi hepatitis B pada bayinya
lengkap. Berdasarkan uji regresi logistik ada hubungan yang bermakna antara
pendapatan perkapita dalam keluarga dengan status kelengkapan imunisasi
hepatitis B pada bayi didaerah tersebut.
Hasil
penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukan oleh Garnida (2005) dalam Mulati ( 2009)
pendapatan adalah jumlah uang yang diterima
oleh seseoang dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau
jasa kepada pelanggan. Dimana semakin tinggi pendapatan keluaga semakin tinggi
kesempatan anak untuk diimunisasi.
Berdasarkan
hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis peneliti bahwa tingkat pendapatan keluarga dapat
mempengaruhi serta menyebabkan status imunisasi yang harus didapat oleh balita
sebagai sasaran imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah menjadi lengkap atau
tidak lengkap, dimana ibu yang memiliki tingkat pendapatan keluarga tinggi
memiliki peluang lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pendapatan keluarga
rendah karena dengan pendapatan keluarga yang tingggi memiliki fasilitas dan
akses informasi akan lebih mudah diperoleh melalui radio, tv, koran dan
majalah.
4. Hubungan Jarak Tempat Tinggal Ibu Dengan Status
imunisasi dasar lengkap pada balita Pada
Balita
Distri busi Responden
Menurut Jarak Tempat Tinggal Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2011
No
|
Jarak tempat tinggal
|
Status imunisasi dasar lengkap pada balita dasar pada balita
|
P-value
|
|||||
Lengkap
|
Tidak
Lengkap
|
Total
|
||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|||
1
|
Dekat
|
16
|
53.3
|
14
|
46.7
|
23
|
100
|
0.259
|
2
|
Jauh
|
3
|
27.3
|
8
|
72.7
|
11
|
100
|
|
Total
|
19
|
46.3
|
22
|
57.3
|
41
|
100
|
Sumber : data primer tahun 2011
Berdasarkan hasil penelitian ini presentase responden yang bertempat tinggal dekat dengan tempat
pelayanan kesehatan sebesar 73.2% Sedangkan responen yang bertempat tinggal jauh
dari tempat pelayanan kesehatan sebesar 26.8%.. Hasil dari table silang menunjukan
bahwa ibu yang bertempat tinggal jauh dari tempat pelayanan kesehatan dan
status imunisasi dasar lengkap pada
balita balitanya lengkap sebesar 27.3%, lebih kecil jika dibandingkan dengan
ibu yang bertempat tinggal dekat dengan tempat pelayanan kesehatan yaitu
sebesar 53.3%. dan hasil uji chi square menunjukan
bahwa tidak ada hubungan yang bemakna antara pendidikan ibu dengan status
imunisasi dasar lengkap pada balita
dimana nilai p value = 0.259 lebih
besar dari nilai α = 0.05
sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara jarak tempat tinggal
responden dengan status imunisasi dasar lengkap
pada balita ditolak secara
statistic .
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Marlia (2006) di desa soak batok kecamatan indralaya kabupaten
ogan ilir mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar
lengkap pada balita pada balita
menunjukan tidak ada hubungan antara jarak tempat tinggal ibu dengan status imunisasi
dasar lengkap pada balita pada balita.
Hasil
penelitian ini juga didukung oleh teori yang kemukakan Depkes RI (1989) dalam
Mulati (2009) jarak tempat tinggal suatu keluarga dengan tempat fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan suatu kendala bagi seseorang untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan namun hal itu dapat diatasi dengan semangat dan kemauan
orang tua untuk mengimunisasikan anaknya karena imunisasi itu tidak dilakukan
setiap hari melainkan satu bulan sekali.
Berdasarkan
hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisi peneliti jarak dan
tempat tinggal sering kali menjadi kendala mendapatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang tinggal di pedesaan karena belum didukung oleh alat
transportasi yang memadai. Berbeda dengan masyarakat yang hidup di perkotaan
yang telah didukung oleh alat transportasi yang memadai sehingga jarak tempat
tinggal tidak lagi menjadi kendala untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Disamping itu juga strategi pemerintah
juga memegang peranan yang penting dalam
hal ini puskesmas kampus untuk meminimalisirkan ketidaklengkapan status
pemberian imunisasi dasar pada balita dengan puskesmas kampus palembang juga
telah membuat 17 posyandu selama satu bulan yang masing-masing posyandunya
mencakup 1 – 2 RT di wilayah kerja puskesmas kampus Palembang
5. Hubungan Peran Petugas imunisasi Dengan Status
imunisasi dasar lengkap pada balita Pada
Balita
Table 5.15
Distribusi Responden Menurut Peran Petugas Imunisasi Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2011
No
|
Peran petugas imunisasi
|
Status imunisasi dasar lengkap pada balita dasar pada balita
|
P-value
|
|||||
Lengkap
|
Tidak
Lengkap
|
Total
|
||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|||
1
|
Baik
|
18
|
62.1
|
11
|
37.9
|
29
|
100
|
0.005
|
2
|
Kurang
|
1
|
8.3
|
11
|
91.7
|
12
|
100
|
|
Total
|
19
|
46.3
|
22
|
53.7
|
41
|
100
|
Sumber : data primer tahun 2011
Berdasarkan hasil pada penelitian ini presentase responden yang
menyatakan peran petugas baik dan status pemberian imunisasi dasar lengkap
yaitu 18 (62.1%) dari 29 orang responden lebih besar jika dibandingkan dengan
responden yang menyatakan peran petugas kesehatan buruk dan status imunisasi
dasar lengkap pada balita yaitu 1 (8.3%)
dari 12 orang responden. dan hasil uji chi
square menunjukan bahwa ada hubungan yang bemakna antara peran petugas
kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap
pada balita dimana nilai p value
= 0.005 lebih kecil dari nilai α = 0.05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan
antara peran petugas kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita
dapat diterima secara statistic dan OR ( odds ratio ) :18.00 hal ini menujukan bahwa peran petugas yang
baik berpeluang 18 kali untuk memiliki balita dengan status imunisasi dasarnya
lengkap.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Magdalena (2004) dalam Marlia (2006) di
puskesmas lanjas kabupaten barito utara, kalimantan tengah mengenai faktor yang
berhubungan dengan status kelengkapan imunisasi hepatitis B pada anak, bahwa
responden yang mendapatan pelayanan kesehatan kurang baik merupakan satu faktor
resiko untuk status imunisasi hepatitis B anaknya tidak lengkap.
Hasil
penelitian ini didukung oleh teori yang kemukakan oleh Effendi dalam mulati
(2009) yang menyatakan peran adalah tingkahlaku yang diharapkan oleh seseorang
sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan
sosial yang konstan. Seorang petugas kesehatan mempunyai peran sebagai seorang
pendidik, peran ini dilakukan dengan membantu klien dan keluarga dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan
yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku klien dan keluarga setelah
dilakukan pendidikan kesehatan selain itu juga petugas kesehatan merupakan
tempat konsultasi terhadap masalah atau perilaku kesehatan yang didapat.
Berdasarkan
hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis peneliti pada dasarnya
peran serta petugas kesehatan sangat mempengaruhi status imunisasi dasar
lengkap pada balita dasar pada balita.
Petugas yang bersikap ramah, baik dan selalu memberikan informasi tentang
manfaat dan cara mengatasi reaksi setelah pemberian imunisasi akan mempengaruhi
ibu-ibu yang mempunyai balita akan datang ke tempat pelyanan kesehatan dalam
hal ini posyandu untuk mengimunisasikan anaknya dengan lengkap.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan di posyandu wilayah kerja puskesmas kampus
palembang tahun 2011 pada 41 orang responden, didapat kesimpulan sebagai
berikut:
1)
Balita yang memiliki status imunisasi
dasar lengkap berjumlah 19 ( 46.3% ) balita dan yang memiliki status imunisasi
dasar tidak lengkap sebanyak 22 ( 53.7 %) balita.
2)
Responden yang berpengetahuan baik
sebanyak 10 (24.4 %) orang sedangkan yang berpengetahuan kurang yaitu 31(75.6%)
orang, responden yang berpendidikan tinggi yaitu 18 ( 43.9 %) orang sedangkan
yang berpendidikan rendah yaitu 23 (56.1% )orang, kemudian responden yang
berpendapatan keluarga tinggi yaitu 10 (24.4%) orang sedangkan yang memiliki tingkat pendapatan
keluarga rendah yaitu 31 (75.6%) orang. Selanjutnya responden yang bertempat
tinggal jauh dengan tempat pelayanan kesehatan yaitu 11(26.8%) orang sedangkan
yang bertempat tinggal dekat yaitu 30(73.2%) orang. Terakhir responden yang
menyatakan peran petugas baik berjumlah 29 ( 70.7%) orang dan yang menyatakan peran petugas kurang sebanyak 12 (29.3%) orang.
3)
Ada hubungan antara pengetahuan ibu
dengan status imunisasi dasar lengkap
pada balita di posyandu wilayah kerja Puskesmas kampus palembang tahun
2011.
4)
Tidak ada hubungan antara pendidikan
ibu dan status imunisasi dasar lengkap
pada balita di posyandu wilayah kerja
Puskesmas Kampus Palembang tahun 2011.
5)
Ada hubungan antara tingkat pendapatan
keluarga dengan status imunisasi dasar lengkap
pada balita di posyandu wilayah kerja Puskesmas Kampus Palembang tahun
2011.
6)
Tidak ada hubungan antara jarak tempat
tinggal dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita di posyandu wilayah kerja
Puskesmas Kampus Palembang tahun 2011.
7)
Ada hubungan antara peran petugas
imunisasi dengan status imunisasi dasar lengkap
pada balita di posyandu wilayah kerja Pukesmas Kampus Palembang tahun
2011.
SARAN
1) Bagi Tenaga Kesehatan
Dipuskesmas Kampus Palembang
a. Petugas kesehatan lebih meningkatan pengetahuan ibu balita tentang imunisasi dasar melalui penyuluhan yang terjadwal dan berkelompok untuk
setiap posyandunya,
b. Petugas kesehatan sebaiknya
membuat leaflet atau poster tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar di
setipa posyandunya,
c. Kemudian petugas kesehatan
juga diharapkan untuk meningkatkan pemantauan pelaksanaan imunisasi baik
kualitas maupun cakupan imunisasi, koordinasi serta kerja sama dengan dokter
praktek dan bidan swasta agar mau melaporkan data balita yang telah diimunisasi
kepada pihak puskesmas sehinga dapat membantu menyukseskan program pemeritah
mengenai imunisasi dasar wajib bagi balita.
d. Disini penulis menghimbau
agar masyarakat berperan aktif untuk membawa balitanya ke posyandu atau tempat
pelayan kesehatan terdekat guna mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
2) Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut
untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam
mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar
lengkap pada balita dengan jenis
penelitian, metode dan sample yang berbeda dan lebih besar lagi agar didapatkan
hasil yang lebih berarti.
DAFTAR
RUJUKAN
Ayubi, Dian, 2009
Kontribusi
pengetahuan ibu terhadap status imunisasi anak di tujuh provinsi di indonesia
(online) (http://www.balitbangdasumsel.net/data/download/20100414130019.pdf)
diakses pada 20 april 2011
Azmi, Akmar 2005
Skripsi
Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku ibu Bayi Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis
B1 Pada Bayi 0-7 Hari Di puskesmas biah kecamatan pesisir selatan di Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2005 . Fakultas Kesehatan Masyarakan Universitas Indonesia,
Jakarta.
Bayi Balita, 2010
Aspek utama Tumbuh kembang
anak (online) (http://bayibalita.com/2010/08/aspek-utama-tumbuh-kembang-anak/) di akses tanggal 22 Januari
2011.
Buletain data
Surveilans PD3I dan Imunisasi,
2008
Penyakit
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (online ) (http://www.depkes.go.id/downloads/PD3I_sept_08.pdf) diakses pada 28 Oktober 2010
DEPDIKNAS, 2010
DEPKES RI, 2008
Profil
kesehatan Indonesia tahun 2008 (online) (http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202008.pdf) di akses tanggal 27 Oktober 2010
,
2009
Profil
kesehatan Indonesia tahun 2009 (online) (http://www.depkes.go.id/downloads/profil_kesehatan_2009/index.html ) di akses tanggal 3 Januari 2011.
,
2010
Profil
kesehatan provinsi/kabupaten tahun 2010 ( online) (http://www.depkes.go.id/downloads/profil_kesehatan_prov_kab/profil_kes_sumsel_2010.pdf) diakses tanggal 27 Oktober 2010
Dick, George , 1997
Imunisaso
Dalam Praktik. Hipokrates, Jakarta.
DINKES Kota
Palembang, 2008
profil
kesehatan tahun 2008 (online) (http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-23-21.pdf) diakses tanggal 27 Oktober 2010.
, 2009
Profil
Kesehatan tahun 2009 (online) (http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-35-37.pdf ) diakses tanggal 27 Oktober 2010.
, 2009
Profil
kesehatan kota palembang tahun 2009
Docstoc.com, 2010
Imunisasi
(online)( http://www.docstoc.com/docs/36837327/IMUNISASI) di akses tanggal 8 November 2010.
,
2011
Jadwal
imunisasi (online ) (http://www.docstoc.com/docs/4825172/Jadwal-Imunisasi) diakses pada 18 Januari 2011.
Edberg, Mark., 2009
Buku
Ajar Kesehatan Masyarakat : Teori Sosial Dan Prilaku. EGC, Jakarta.
Helmi, Alfian, 2008
Pengaruh faktor
internal dan eksternal terhadap perilkau ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis
B pada bayi di kabupaten aceh utara. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6694/1/08E00829.pdf) di
akses pada 20 april 2011
Infeksi.com, 2010
#
Imunisasi ( online ) ( http://infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15 ) diakses tanggal 27 Oktober 2010
Jhon Crofton,et al,
2002
Tiberkulosis
Klinis. Widya Medika, Jakarta.
Juli, salman, 2008
Imunisasi
(online ) (http://salmandjuli.blogspot.com/2008/09/imunisasi_19.html) di akses pada tanggal 31 januari
2011.
Khalima, Umi, 2007
Hubungan Antara
Karakteristik Dan Sikap Ibu Batita Dengan Praktek Imunisasi Campak Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sekaran Gunungpati Semarang (online)di akses pada 15 mei 2011
Lina Desi, 2006
Skripsi
faktor-Faktor Yang Berhubungan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang
tahun 2006. STIK Bina husada, Palembang
Marlia, 2006
Skripsi
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ststus Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada
Balita Di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2006.
STIK Bina Husada, Palembang
Mulati, Desi, 2009
Skripsi
factor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada
balita dikelurahan gandus palembang tahun 2009. STIK Siti Khadijah, Palembang
Notoadmodjo,
S, 2005
Promosi
Kesehtan Teori Dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta.
,
2007
Promosi
Keshatan Dan Ilmu Prilaku. Rineka cipta, Jakarta.
, 2010
Ilmu
Prilaku Kesehtan. Rineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2010
Konsep
Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi2, Pedoman Skripsi,
Tesis, Dan Insrumen Penelitisan Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta.
Pijarku, 2005
Imunisasi
(online) ( http://mypijar.blogspot.com/2005/04/imunisasi.html) diakses pada 11 September 2010
Puskesmas Kampus
Palembang, 2010
Laporan
hasil cakupan imunisasi rutin ( bayi ) tahun 2009.
Qauliyah, Asta, 2008
Imunisasi;
Pengertian, Jenis dan Ruang Lingkup (online) (http://astaqualiyah.com/2008/08/imunisasi-pengertian-jenis-dan-ruang...) diakses pada tanggal 11 september 2010.
Ragawuluya, Bisma,
2004
Penyakit
Pada Anak. Pionir Jaya, Bandung.
Rodolph, Abraham.M.,
2006
Buku
Ajar Pediatri Rudolph. EGC, Jakarta.
Satistik Indonesia ,
2011
Angka
kematian balita ( http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/440/440/) diakses pada tanggal 22 januari 2011
Schwartz, William,
2004
Pedoman
Klinis Pediatric. Egc, Jakarta
Septalia, Renata Ega , 2011
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLI
DENGAN PERILAKU PASCA PEMBERIAN IMUNISASI POLIO online (http://lorenatazo.blogspot.com/) di
akses pada 20 april 2011
Stephanie &
Debora .2003
Yang
Orang Tua Harus Tahu Tentang Vaksin Pada Anak. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
SuriViana, 2011
Sesuaikah
Tumbuh Kembang Anak Anda-Bag2 ( online )
(http://www.infoibu.com/tipsinfosehat/balita.htm) diakses pada tanggal 22 januari 2011
Sugiyono, 2010
Metode
Peneliatian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Sujono Riyadi &
Sukarmin, 2009
Asuhan
Keperawatan Pada Anak. Graha ilmu, Jogyakarta.
Suryabudhi, Maria,
2001
Cara
Merawat Bayi Dan Anak-Anak. Pionir Jaya, Bandung.
Unicef.org, 2005
Laporan
UNICEF Tentang Himbauan Untuk Menyelamatkan Anak-Anak Melalui Imunisasi (
online) (http://www.unicef.org/indonesia/id/media_3175.html) di akses tanggal 11 September 2010.
Widiastuti, dkk, 2008
Analisis faktor
yang berhubungan dengan dalam memberikan imunisasi dasar kepada bayinya didesa
banyutowo kabupaten kendal ( online) (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1108714.pdf) di
akses pada 20 april 2011
No comments:
Post a Comment