Welcome

HWAITING!!!!!!!!!!!!!



Friday, 26 August 2011

JURNAL










 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN IMUNISASI   DASAR   LENGKAP   PADA   BALITA
 DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPUS PALEMBANG TAHUN 2011
Oleh:
Rahmalia Apriyani, Oktaviana
STIK Siti Khadijah Palembang


ABSTRAK
Dari data cakupan imunisasi dari bulan Januari – Desember di puskesmas kampus 2010 persentase imunisasi BCG:95 %, HB0:109,72, DPT3:85%, Polio4:87,43%, Campak:90%. Dimana angka cakupan imunisasi  ini masih belum memenuhi target pencapaian cakupan UCI desa/kelurahan untuk tahun 2010 sebanyak 100%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status imuniasasi dasar lengkap pada balitayang telah dilakukan pada 25 Febuari-25 Maret 2011 dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan Sample yaitu ibu yang memiliki balita 12  puskesmas untuk mendapatkan pelayanan imunisasi dasar.
Dari hasil penelitian didapat dari 41ibu balita dengan status imunisasi dasar lengkap sebanyak 19(46.3%) balita dan yang tidak lengkap sebanyak 22(53.7%) balita, sebagian besar responden berpengetahuan kurang yaitu 31(75.6%), responden yang berpendidikan tinggi yaitu 18 (43.9%) responden dan yang rendah yaitu 23 (56.1%)responden, sebagian besar responden berpendapat rendah yaitu 31(75,6%), bertempat tinggal dekat yaitu 30(73.2%) ibu, dan menyatakan peran petugas kesehatan baik 29 (70,7%). Faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan status kelengkapan pemberian imunisasi dasar adalah pengetahuan, tingkat pendapatan keluarga dan peran petugas kesehatan.
Penulis mengharapkan agar penyuluhan diberikan secara terjadwal dan berkelompok untuk setiap posyandunya sehinga dapat menyentuh setipa individu baik yang bermasalah ataupun tidak dalam hal status kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada balita.




Kata kunci                     : Imunisasi Dasar




PENDAHULUAN

Bayi, anak umur muda maupun orang dewasa sama-sama memiliki resiko terserang penyakit infeksi menular seperti: TBC, Hepatitis B, Polio, Dipteri, Tetanus, Pertusis, dan campak. Untuk itu salah satu pencegah terbaik yang sangat vital agar kelompok beresiko terlindungi adalah melalui imunisasi. Diantara  penyakit pada anak yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah Campak, Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Influenza serta Polio. (Depkes RI, 2008)
Sejak diluncurkannya Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada 1974, imunisasi  telah menyelamatkan lebih dari 20 juta jiwa pada dua dasawarsa. Sekalipun imunisasi telah menyelamatkan dua juta anak, pada tahun 2003  terdapat  1,4 juta anak meninggal karena mereka tidak diimunisasi. Hampir seperempat dari 130 juta bayi yang lahir tiap tahun tidak diimunisasi. (unicef.org, 2005)
Berdasarkan data cakupan imunisasi pada bayi di Indonesia tahun 2010, mengambarkan bahwa untuk HB: 69.0% BCG: 88.9%, POLIO1: 89.0%, DPT/HB1: 89.4%,  POLIO2: 86.7%, DPT/HB2: 87.3%, POLIO3: 85.3%, DPT/HB3: 86.1%, POLIO4: 84.4%, CAMPAK: 85.1%. Untuk Provinsi Sumatera Selatan dalam cakupan imunisasi untuk tahun 2010 adalah HB: 63.6%, BCG: 94.2%, Polio1: 96.7%, DPT/HB1: 96.3%, Polio2: 95.9%, DPT/HB2: 95.0%, Polio3: 94.6%% , DPT/HB3: 94.7%%, Polio4: 93.8%, Campak: 93.7%.  (Buletin Data Surveilans PD3I dan Imunisasi, 2011)
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan Immunisasi (PD3I). Data cakupan UCI Desa tahun 2009 Provinsi Sumatera Selatan saat ini adalah 82,5 %, artinya masih sangat jauh dibanding target (98 %). Apalagi tahun 2010 ini target UCI harus 100 % desa/kelurahan. (Depkes RI, 2009 )
            Berdasarkan data kesehatan kota Palembang tahun 2009, persentase cakupan imunisasi di kota Palembang tahun 2009 sebanyak 95,3%. Persentase Cakupan imunisasi menurut kecamatan kota Palembang, di kecamatan IB1   untuk imunisasi BCG: 97,2%, DPT1+HB1: 96,7%,  DPT3+HB3:92,7%, POLIO4: 92,7%, Campak: 94,1%, DO: 2,7%. (Dinkes kota Palembang, 2009 )
Berdasarkan data laporan hasil imunisasi rutin ( bayi )  puskesmas Kampus tahun 2010, cakupan imunisasi dari bulan Januari – Oktober dengan jumlah sasaran bayi sebanyak 726 bayi/ balita persentase imunisasi BCG: 95 % , HB0: 109,72 , DPT3: 85% , Polio4: 87,43%, Campak: 90 % . Dimana angka cakupan imunisasi  ini masih belum memenuhi target pencapaian cakupan UCI desa/kelurahan untuk tahun 2010 sebanyak 100%. ( Puskesmas Kampus, 2010)
            Pemberian imunisasi dasar lengkap pada balita merupakan salah satu  prilaku kesehatan, oleh karena itu terwujud atau tidaknya tindakan prilaku tersebut berhubungan dengan berbagai faktor. Edberg ( 2009 ) faktor yang berhungan dengan prilaku kesehatan meliputi pengetahuan, pendidikan, pendapatan keluarga, jarak tempat tinggal, serta peran petugas kesehatan. (Edberg, 2009)
Terkait informasi di atas penulis tertarik meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita di posyandu wilayah kerja Puskesmas Kampus Palembang tahun 2011.

METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik dan menggunakan pendekan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita yang berkunjung ke posyandu di wilayah kerja puskesmas kampus untuk mendapatkan pelayanan imunisasi dasar pada tahun 2010 berjumlah 725 orang. Teknik pengambilan sample menggunakan teknik accidental sampling yang berjumlah 41 orang responden.
            Penelitian dilakukan di posyandu wilayah kerja puskesmas kampus palembang pada tanggal 25 Febuari 2011-25 Maret 2011 dari pukul 10.00 WIB - 12.00 WIB.















HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Status imunisasi dasar lengkap  pada balita Pada Balita

Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2011
No

Penge-tahuan
Status imunisasi dasar lengkap  pada balita dasar pada balita
p-value
Lengkap
Tidak Lengkap
Total
n
%
n
%
n
%
1
Baik
9
90
1
10
10
100
0.002
2
kurang
10
32.3
21
67.7
31
100

Total
19
46.3
22
57.3
41
100
Sumber : data primer tahun 2011
Berdasarkan hasil penelitian ini presentase responden yang berpengetahuan baik sebesar 24.4%. Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang sebesar 75.6%. Hasil dari table silang menunjukan bahwa ibu dengan pengetahuan baik dan status imunisasi dasar lengkap  pada balita balitanya lengkap sebesar 90%, lebih besar jika dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan kurang yaitu sebesar 32.3%. dan hasil uji chi square menunjukan bahwa ada hubungan yang bemakna antara pengetahuan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita dimana nilai p value = 0.002 lebih kecil dari nilai α = 0.05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara pengetahuan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita  diterima  secara statistic. Dan OR (odds ratio) : 18.90, hal ini menunjukan bahwa responden dengan pengetahuan baik berpeluang 18.9 kali untuk memiliki balita yang satus imunisasi dasarnya lengkap.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiatuti (2008) tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Imunisasi Dasar Kepada Bayinya Didesa Banyutowo Kabupaten Kendal, dimana mayoritas ibu yang berpendidikan tinggi berprilaku baik yaitu sebanyak 29(96.6%) dari 30 ibu, hal ini menunjukan tingkat pengetahuan ibu balita yang tinggi mempunyai kecenderungan untuk berperilaku yang baik yaitu memberikan imunisasi dasar kepada bayinya sesuai waktunya.
Hasil penelitian ini didukung  oleh pendapat Kuntjoro, (2004) dalam Lina (2006) yang menyatakan semakin baik pengetahuan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan suatu bentuk tahu yang diperoleh dari pengetahuan, akal dan pikiran seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu pada akhimya memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
            Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis peneliti pada dasarnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan merubah orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu dan semakin mengerti dalam hal ini yaitu pentingnya imunisasi bagi balita dan akibatnya bila status imunisasi dasar lengkap  pada balita  balitanya tidak lengkap. Di wilayah kerja puskesmas kampus tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar lengkap pada balita masih kurang untuk meningkatkan pengetahuan ibu perlu dilakukan penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja puskesmas kampus Palembang.

2. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Status imunisasi dasar lengkap  pada balita Pada Balita

Distribusi  Responden Menurut Pendidikan Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap  Pada Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2011
No
Pendidikan
Status imunisasi dasar lengkap  pada balita dasar pada balita
p-value
Lengkap
Tidak Lengkap
Total
n
%
n
%
n
%
1
Tinggi
11
61.1
7
38.9
18
100
0.173
2
Rendah
8
34.8
15
65.2
23
100

Total
19
46.3
22
57.3
41
100
Sumber : data primer tahun 2011
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu dengan pendidikan tinggi dan status imunisasi dasar lengkap  pada balita balitanya lengkap sebesar 61.1%, lebih besar jika dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah yaitu sebesar 34.8%. dan hasil uji chi square menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bemakna antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita dimana nilai p value = 0.173 lebih besar dari nilai α = 0.05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita  ditolak secara statistic.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti ( 2008 ) Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memberika Imunisasi Dasar Kepada Bayinya Didesa Banyutowo Kabupaten Kendal,  yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi dasar pada bayinya.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang kemukakan oleh Benyamin Bloom bahwa tingkat pendidikan yang tinggi tidak menjamin para ibu untuk memberikan respon stimulus ( pengetahuan) sehingga tidak akan muncul motivasi untuk berperilaku baik dalam memberikan imunisasi dasar pada bayinya.( Notoadmodjo (2003) dalam Widiastuti (2008))
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis peneliti pegetahuan tidak hanya didapat dari pendidikan formal semata, pengetahuan juga dapat diterima dari generasi sebelumnya dan juga penyuluhan-penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan. Disini kemauan ibu juga berperan tidak hanya pendidikan ibu, ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi namun tidak ada kemauan untuk mengetahui pentingnya imunisasi juga dapat menyebabkan status imunisasi dasar lengkap  pada balita pada balita menjadi tidak lengkap. Selain tu juga tidak menutup kemungkin pula bahwa ibu yang berpendidikan tinggi memiliki tingkat pengetahuan rendah tentang imunisasi dan status imunisasi dasar lengkap  pada balita tidak lengkap, dan sebaliknya ibu dengan tingkat pendidikan rendah memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi dasar pada balita sehingga status imunisasi dasar lengkap  pada balita dasar pada balitanya menjadi lengkap.

3. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Ibu Dengan Status imunisasi dasar lengkap  pada balita Pada Balita

Distribusi  Responden Menurut Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2011          
No
Tingkat pendapatan keluarga
Status imunisasi dasar lengkap  pada balita dasar pada balita
P-value
Lengkap
Tidak Lengkap
Total
n
%
n
%
n
%
1
Tinggi
9
90
1
10
10
100
0.002
2
Rendah
10
32.3
21
67.7
31
100

Total
19
46.3
22
57.3
41
100
Sumber : data primer tahun 2011
Berdasarkan  hasil penelitian ini presentase responden yang memiliki tingkat pendapatan keluarga tinggi dan status pemberian imunisasi dasar pada balita legkap yaitu 9(90%) dari 10 orang responden lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pendapatan keluarga rendah dan satus pemberian imunisasi dasar pada balita lengkap yaitu 10 (23.1%) dari 31 orang responden.dan hasil uji chi square menunjukan bahwa ada hubungan yang bemakna antara tingkat pendapatan keluarga ibu dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita dimana nilai p value = 0.002 lebih kecil dari nilai α = 0.05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara tingkat pendatan keluraga ibu dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita   dapat diterima secara statistic dan OR ( odds ratio) : 18.90 hal ini menunjukan bahwa responen yang memiliki tinggkat pendapatan keluarga tinggi berpeluang 18.9 kali untuk memiliki balita dengan status imunisasi dasar  lengkap.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penilitian yang dilakukan oleh Siswandoyo (2003) dalam marlia ( 2006) di puskesmas lanjas kabupaten barito utara, kalimantan tengah mengenai faktor yang berhubungan dengan status kelengkapan imunisasi hepatitis B pada bayi yang menyatakan semakin rendah tingkat pendapatan perkapita keluarga semakin besar presentase untuk memiliki status imunisasi hepatitis B tidak lengkap, dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendapatan keluarga tinggi mempunyai status imunisasi hepatitis B pada bayinya lengkap. Berdasarkan uji regresi logistik ada hubungan yang bermakna antara pendapatan perkapita dalam keluarga dengan status kelengkapan imunisasi hepatitis B pada bayi didaerah tersebut.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukan oleh  Garnida (2005) dalam Mulati ( 2009) pendapatan adalah jumlah uang yang diterima  oleh seseoang dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan. Dimana semakin tinggi pendapatan keluaga semakin tinggi kesempatan anak untuk diimunisasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis peneliti  bahwa tingkat pendapatan keluarga dapat mempengaruhi serta menyebabkan status imunisasi yang harus didapat oleh balita sebagai sasaran imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah menjadi lengkap atau tidak lengkap, dimana ibu yang memiliki tingkat pendapatan keluarga tinggi memiliki peluang lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pendapatan keluarga rendah karena dengan pendapatan keluarga yang tingggi memiliki fasilitas dan akses informasi akan lebih mudah diperoleh melalui radio, tv, koran dan majalah.













4. Hubungan Jarak Tempat Tinggal Ibu Dengan Status imunisasi dasar lengkap  pada balita Pada Balita

Distri busi Responden Menurut Jarak Tempat Tinggal Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap  Pada Balita Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2011
No
Jarak tempat tinggal
Status imunisasi dasar lengkap  pada balita dasar pada balita
P-value
Lengkap
Tidak Lengkap
Total
n
%
n
%
n
%
1
Dekat
16
53.3
14
46.7
23
100
0.259
2
Jauh
3
27.3
8
72.7
11
100

Total
19
46.3
22
57.3
41
100
Sumber : data primer tahun 2011
Berdasarkan hasil  penelitian ini presentase responden  yang bertempat tinggal dekat dengan tempat pelayanan kesehatan sebesar 73.2% Sedangkan responen yang bertempat tinggal jauh dari tempat pelayanan kesehatan sebesar 26.8%.. Hasil dari table silang menunjukan bahwa ibu yang bertempat tinggal jauh dari tempat pelayanan kesehatan dan status imunisasi dasar lengkap  pada balita balitanya lengkap sebesar 27.3%, lebih kecil jika dibandingkan dengan ibu yang bertempat tinggal dekat dengan tempat pelayanan kesehatan yaitu sebesar 53.3%. dan hasil uji chi square menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bemakna antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita dimana nilai p value = 0.259 lebih besar dari nilai α = 0.05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara jarak tempat tinggal responden dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita  ditolak secara statistic .
            Hasil  penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marlia (2006) di desa soak batok kecamatan indralaya kabupaten ogan ilir mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita pada balita menunjukan tidak ada hubungan antara jarak tempat tinggal ibu dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita pada balita.
            Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori yang kemukakan Depkes RI (1989) dalam Mulati (2009) jarak tempat tinggal suatu keluarga dengan tempat fasilitas pelayanan kesehatan merupakan suatu kendala bagi seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan namun hal itu dapat diatasi dengan semangat dan kemauan orang tua untuk mengimunisasikan anaknya karena imunisasi itu tidak dilakukan setiap hari melainkan satu bulan sekali.
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisi peneliti jarak dan tempat tinggal sering kali menjadi kendala mendapatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan karena belum didukung oleh alat transportasi yang memadai. Berbeda dengan masyarakat yang hidup di perkotaan yang telah didukung oleh alat transportasi yang memadai sehingga jarak tempat tinggal tidak lagi menjadi kendala untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Disamping itu juga strategi  pemerintah juga memegang peranan yang penting  dalam hal ini puskesmas kampus untuk meminimalisirkan ketidaklengkapan status pemberian imunisasi dasar pada balita dengan puskesmas kampus palembang juga telah membuat 17 posyandu selama satu bulan yang masing-masing posyandunya mencakup 1 – 2 RT di wilayah kerja puskesmas kampus Palembang

5. Hubungan Peran Petugas imunisasi Dengan Status imunisasi dasar lengkap  pada balita Pada Balita
Table 5.15
Distribusi Responden Menurut Peran Petugas Imunisasi  Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap  Pada Balita Di  Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2011
No
Peran petugas imunisasi
Status imunisasi dasar lengkap  pada balita dasar pada balita
P-value
Lengkap
Tidak Lengkap
Total
n
%
n
%
n
%
1
Baik
18
62.1
11
37.9
29
100
0.005
2
Kurang
1
8.3
11
91.7
12
100

Total
19
46.3
22
53.7
41
100
Sumber : data primer tahun 2011
Berdasarkan hasil pada  penelitian ini presentase responden yang menyatakan peran petugas baik dan status pemberian imunisasi dasar lengkap yaitu 18 (62.1%) dari 29 orang responden lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang menyatakan peran petugas kesehatan buruk dan status imunisasi dasar lengkap  pada balita yaitu 1 (8.3%) dari 12 orang responden. dan hasil uji chi square menunjukan bahwa ada hubungan yang bemakna antara peran petugas kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita dimana nilai p value = 0.005 lebih kecil dari nilai α = 0.05 sehingga hipotesa yang mengatakan adanya hubungan antara peran petugas kesehatan dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita   dapat diterima secara statistic dan OR ( odds ratio ) :18.00 hal ini menujukan bahwa peran petugas yang baik berpeluang 18 kali untuk memiliki balita dengan status imunisasi dasarnya lengkap.
 Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Magdalena (2004) dalam Marlia (2006) di puskesmas lanjas kabupaten barito utara, kalimantan tengah mengenai faktor yang berhubungan dengan status kelengkapan imunisasi hepatitis B pada anak, bahwa responden yang mendapatan pelayanan kesehatan kurang baik merupakan satu faktor resiko untuk status imunisasi hepatitis B anaknya tidak lengkap.
            Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang kemukakan oleh Effendi dalam mulati (2009) yang menyatakan peran adalah tingkahlaku yang diharapkan oleh seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial yang konstan. Seorang petugas kesehatan mempunyai peran sebagai seorang pendidik, peran ini dilakukan dengan membantu klien dan keluarga dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku klien dan keluarga setelah dilakukan pendidikan kesehatan selain itu juga petugas kesehatan merupakan tempat konsultasi terhadap masalah atau perilaku kesehatan yang didapat.
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut analisis peneliti pada dasarnya peran serta petugas kesehatan sangat mempengaruhi status imunisasi dasar lengkap  pada balita dasar pada balita. Petugas yang bersikap ramah, baik dan selalu memberikan informasi tentang manfaat dan cara mengatasi reaksi setelah pemberian imunisasi akan mempengaruhi ibu-ibu yang mempunyai balita akan datang ke tempat pelyanan kesehatan dalam hal ini posyandu untuk mengimunisasikan anaknya dengan lengkap.

KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di posyandu wilayah kerja puskesmas kampus palembang tahun 2011 pada 41 orang responden, didapat kesimpulan sebagai berikut:
1)       Balita yang memiliki status imunisasi dasar lengkap berjumlah 19 ( 46.3% ) balita dan yang memiliki status imunisasi dasar tidak lengkap sebanyak 22 ( 53.7 %) balita.
2)       Responden yang berpengetahuan baik sebanyak 10 (24.4 %) orang sedangkan yang berpengetahuan kurang yaitu 31(75.6%) orang, responden yang berpendidikan tinggi yaitu 18 ( 43.9 %) orang sedangkan yang berpendidikan rendah yaitu 23 (56.1% )orang, kemudian responden yang berpendapatan keluarga tinggi yaitu 10 (24.4%) orang  sedangkan yang memiliki tingkat pendapatan keluarga rendah yaitu 31 (75.6%) orang. Selanjutnya responden yang bertempat tinggal jauh dengan tempat pelayanan kesehatan yaitu 11(26.8%) orang sedangkan yang bertempat tinggal dekat yaitu 30(73.2%) orang. Terakhir responden yang menyatakan peran petugas baik berjumlah 29 ( 70.7%) orang  dan yang menyatakan peran petugas  kurang sebanyak 12 (29.3%) orang.
3)       Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita di posyandu wilayah kerja Puskesmas kampus palembang tahun 2011.
4)       Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dan status imunisasi dasar lengkap  pada balita di posyandu wilayah kerja  Puskesmas Kampus Palembang tahun 2011.
5)       Ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita di posyandu wilayah kerja Puskesmas Kampus Palembang tahun 2011.
6)       Tidak ada hubungan antara jarak tempat tinggal dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita di posyandu wilayah kerja Puskesmas Kampus Palembang tahun 2011.
7)       Ada hubungan antara peran petugas imunisasi dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita di posyandu wilayah kerja Pukesmas Kampus Palembang tahun 2011.

 SARAN
1) Bagi Tenaga Kesehatan Dipuskesmas Kampus Palembang
a. Petugas kesehatan lebih  meningkatan pengetahuan ibu balita  tentang imunisasi dasar melalui  penyuluhan yang terjadwal dan berkelompok untuk setiap posyandunya,
b. Petugas kesehatan sebaiknya membuat leaflet atau poster tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar di setipa posyandunya,
c. Kemudian petugas kesehatan juga diharapkan untuk meningkatkan pemantauan pelaksanaan imunisasi baik kualitas maupun cakupan imunisasi, koordinasi serta kerja sama dengan dokter praktek dan bidan swasta agar mau melaporkan data balita yang telah diimunisasi kepada pihak puskesmas sehinga dapat membantu menyukseskan program pemeritah mengenai imunisasi dasar wajib bagi balita.
d. Disini penulis menghimbau agar masyarakat berperan aktif untuk membawa balitanya ke posyandu atau tempat pelayan kesehatan terdekat guna mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
  2) Bagi Peneliti Yang Akan Datang
            Peneliti  mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam  mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap  pada balita dengan jenis penelitian, metode dan sample yang berbeda dan lebih besar lagi agar didapatkan hasil yang lebih berarti.

DAFTAR RUJUKAN
Ayubi, Dian, 2009
Kontribusi pengetahuan ibu terhadap status imunisasi anak di tujuh provinsi di indonesia (online) (http://www.balitbangdasumsel.net/data/download/20100414130019.pdf) diakses pada 20 april 2011
Azmi, Akmar 2005
Skripsi Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku ibu Bayi Terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B1 Pada Bayi 0-7 Hari Di puskesmas biah kecamatan pesisir selatan di Kabupaten Lampung Barat Tahun 2005 . Fakultas Kesehatan Masyarakan Universitas Indonesia, Jakarta.
Bayi Balita, 2010
Aspek utama Tumbuh kembang anak (online) (http://bayibalita.com/2010/08/aspek-utama-tumbuh-kembang-anak/) di akses tanggal 22 Januari 2011.
Buletain data Surveilans PD3I dan Imunisasi,
2008
Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (online ) (http://www.depkes.go.id/downloads/PD3I_sept_08.pdf) diakses pada 28 Oktober 2010
DEPDIKNAS, 2010
Sistem Pendidikan (http://www.psp.kemdiknas.go.id/?page=sistem ) diakses tanggal 10 November 2010
DEPKES RI, 2008
Profil kesehatan Indonesia tahun 2008 (online) (http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20Indonesia%202008.pdf) di akses tanggal 27 Oktober 2010
                  , 2009
Profil kesehatan Indonesia tahun 2009 (online) (http://www.depkes.go.id/downloads/profil_kesehatan_2009/index.html ) di akses tanggal 3 Januari 2011.
                  , 2010
Profil kesehatan provinsi/kabupaten tahun 2010 ( online) (http://www.depkes.go.id/downloads/profil_kesehatan_prov_kab/profil_kes_sumsel_2010.pdf) diakses tanggal 27 Oktober 2010
Dick, George , 1997
Imunisaso Dalam Praktik. Hipokrates, Jakarta.
DINKES Kota Palembang, 2008
profil kesehatan tahun 2008 (online) (http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-23-21.pdf) diakses tanggal 27 Oktober 2010.
                                         , 2009
Profil Kesehatan tahun 2009 (online) (http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-35-37.pdf )  diakses tanggal 27 Oktober 2010.
                                        , 2009
Profil kesehatan kota palembang tahun 2009
Docstoc.com, 2010
Imunisasi (online)( http://www.docstoc.com/docs/36837327/IMUNISASI) di akses tanggal 8 November 2010.
                    , 2011
Jadwal imunisasi (online ) (http://www.docstoc.com/docs/4825172/Jadwal-Imunisasi) diakses pada 18 Januari 2011.
Edberg, Mark., 2009
Buku Ajar Kesehatan Masyarakat : Teori Sosial Dan Prilaku. EGC, Jakarta.
Helmi, Alfian, 2008
Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap perilkau ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi di kabupaten aceh utara. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6694/1/08E00829.pdf) di akses pada 20 april 2011
Infeksi.com, 2010
# Imunisasi ( online ) ( http://infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15 ) diakses tanggal 27 Oktober 2010

Jhon Crofton,et al, 2002
Tiberkulosis Klinis. Widya Medika, Jakarta.
Juli, salman, 2008
Imunisasi (online ) (http://salmandjuli.blogspot.com/2008/09/imunisasi_19.html) di akses pada tanggal  31 januari 2011.
Khalima, Umi, 2007
            Hubungan Antara Karakteristik Dan Sikap Ibu Batita Dengan Praktek Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran Gunungpati Semarang (online)di akses pada 15 mei 2011
Lina Desi, 2006
Skripsi faktor-Faktor Yang Berhubungan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang tahun 2006. STIK Bina husada, Palembang
Marlia, 2006
Skripsi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ststus Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita Di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2006. STIK Bina Husada, Palembang
Mulati, Desi, 2009
Skripsi factor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita dikelurahan gandus palembang tahun 2009. STIK Siti Khadijah, Palembang
Notoadmodjo, S, 2005
Promosi Kesehtan Teori Dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta.
                         , 2007
Promosi Keshatan Dan Ilmu Prilaku. Rineka cipta, Jakarta.
                       ,  2010
Ilmu Prilaku Kesehtan. Rineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2010
Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi2, Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Insrumen Penelitisan Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta.
Pijarku, 2005
Imunisasi (online) ( http://mypijar.blogspot.com/2005/04/imunisasi.html) diakses pada 11 September 2010
Puskesmas Kampus Palembang, 2010
Laporan hasil cakupan imunisasi rutin ( bayi ) tahun 2009.
Qauliyah, Asta, 2008
Imunisasi; Pengertian, Jenis dan Ruang Lingkup (online) (http://astaqualiyah.com/2008/08/imunisasi-pengertian-jenis-dan-ruang...) diakses pada tanggal 11 september 2010.
Ragawuluya, Bisma, 2004
Penyakit Pada Anak. Pionir Jaya, Bandung.


Rodolph, Abraham.M., 2006
Buku Ajar Pediatri Rudolph. EGC, Jakarta.
Satistik Indonesia , 2011
Angka kematian balita ( http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/440/440/) diakses pada tanggal 22 januari 2011
Schwartz, William, 2004
Pedoman Klinis Pediatric. Egc, Jakarta
Septalia, Renata Ega , 2011
Stephanie & Debora .2003
Yang Orang Tua Harus Tahu Tentang Vaksin Pada Anak. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
SuriViana, 2011
Sesuaikah Tumbuh Kembang Anak Anda-Bag2 ( online )  (http://www.infoibu.com/tipsinfosehat/balita.htm) diakses pada tanggal 22 januari 2011
Sugiyono, 2010
Metode Peneliatian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009
Asuhan Keperawatan Pada Anak. Graha ilmu, Jogyakarta.
Suryabudhi, Maria, 2001
Cara Merawat Bayi Dan Anak-Anak. Pionir Jaya, Bandung.
Unicef.org, 2005
Laporan UNICEF Tentang Himbauan Untuk Menyelamatkan Anak-Anak Melalui Imunisasi ( online) (http://www.unicef.org/indonesia/id/media_3175.html) di akses tanggal 11 September 2010.
Widiastuti, dkk, 2008
Analisis faktor yang berhubungan dengan dalam memberikan imunisasi dasar kepada bayinya didesa banyutowo kabupaten kendal ( online) (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1108714.pdf) di akses pada 20 april 2011



No comments:

Post a Comment